Jumlah pungli yang diminta bervariasi. Namun uang pungli yang diminta oknum aparat lebih besar ketimbang preman.
"Preman dikasih Rp 10.000-20.000 mau. Polisi minimal Rp 50.000 sampai 200.000," ujar Umar.
Pengakuan yang disampaikan Umar juga dibenarkan Korik, manajer tim balap asal Padang.
Hanya saja, Korik mengaku hanya diminta pungli oleh preman, tak pernah oleh oknum aparat.
Menurut Korik, tak semua jalur lintas Sumatera rawan pungli.
Beberapa daerah rawan kerap hanya ditemui di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan.
Karena itu, pada gelaran YCR Seri Medan, perjalanan tim balap Korik dari Padang relatif aman.
"Lain daerah lain pula aturannya," ucap Korik.
Perjalanan di Jawa lebih aman
Meski berbasis di Sumatera, baik tim Korik maupun Umar sama-sama kerap melakukan perjalanan ke Jawa.
Berbeda dengan di Sumatera, keduanya menyebut jalur di Jawa relatif aman. Sebab mereka tak pernah sama sekali menemui pungli.
"Saya pernah sampai ke Surabaya. Pernah ke Yogya, Purwokerto, dan Sentul. Kalau di Jawa, aman," kata Korik.
Khusus Umar, kendati Jawa relatif aman dan dekat dari Lampung, tim balap yang dipimpin tak bisa berlaga di sana.
Pasalnya, persaingan di Jawa relatif lebih ketat dibanding Sumatera.
Dengan persaingan yang lebih longgar, tentu tim balap Umar lebih berpeluang menang dan meraih poin untuk lolos ke final tingkat nasional.
Karena itu, tim balap Umar mau tak mau harus menempuh perjalanan jauh dan tak aman ke Medan, ketimbang menyeberang ke Jawa.
"Kalau di Jawa jalannya aman. Cuma keluar biaya karena harus lewat tol terus," pungkas Umar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.