“Ibaratnya Pilpres lalu, jika ada calon yang memenuhi persyaratan minimal dukungan partai tentu tak boleh mencalonkan diri. Dalam hal ini di KONI pun sama, jika tak ada syarat minimal maka harus berbesar hati menerima kenyataan tidak lolos,” sambung Peter.
“Jangan sampai ada usaha-usaha untuk menggagalkan atau mengubah aturan yang sudah disepakati dan dibuat sebelumnya."
Baca juga: Jumat, KONI Pusat Tinjau Venue PON XX di Mimika
Pemilihan secara aklamasi, kata Peter sah-sah saja, sejauh sudah memenuhi syarat yang dibuat dan aturan yang ada. “Jadi ini sah saja jika ada calon tunggal."
Sama halnya dengan Peter, Ketum Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Ferkushi) Mayjen TNI Hafil Fuddin mengatakan bahwa peraturan yang sudah disepakati bersama harus ditegakkan.
Apalagi, pencalonan Ketum KONI kali ini sudah disepakati dan ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Suara netral justru datang dari Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI). Wakil Sekjen BAPOMI, Edi Nurinda menyatakan tekad untuk selalu mendukung siapapun yang akan melenggang sebagai Ketum KONI nantinya.
“Pada prinsipnya kami ini netral, meskipun kami juga punya hak suara di Musornas nanti. Pasalnya kami adalah organisasi fungsional yang notabene perwakilan dari pemerintah. Siapa pun yang terpilih nanti tentu akan kami dukung. Intinya seperti itu,” ujar Edi.
“Bagi kami yang terpenting, adalah keqtua nanti bisa memajukan pembinaan olahraga nasional."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.