Transmisi industri ke prestasi
Masih ada rantai yang hilang di negara kita dalam urusan mentransmisikan industrialisasi olahraga kepada prestasi olahraga. Meski demikian, kita mulai melihat ada perbaikan menuju ke arah lebih baik.
Lihatlah sepak bola yang jumlah uang berputarnya terbesar dalam industri ini. Meski belum menunjukkan prestasi yang wah, tapi kita mulai melihat ada transmisi pada kualitas pemain usia dini.
Ini tercermin pada timnas usia muda kita yang menunjukkan peningkatan kualitas, baik dari sisi skill individu pemain maupun dari organisasi permainan.
Saya melihatnya sebagai output dari meningkatnya jumlah SSB berkualitas dan makin tingginya keinginan orang tua untuk memasukkan anak mereka ke sekolah-sekolah sepak bola tersebut.
Saya berasumsi ini merupakan implikasi dari mulai matangnya industri sepak bola di tanah air. Kemasan sepak bola sebagai sebuah tontonan mulai mampu membentuk ekosistem turunannya, termasuk ekosistem pembinaan calon pemain.
Hebatnya, ini terjadi secara alamiah tanpa banyak campur tangan pemerintah.
Apa yang terjadi di sepak bola mudah-mudahan juga dapat terjadi olahraga lain yang industrinya sudah terbentuk.
Secara khusus saya melihat olahraga-olahraga berikut ini mulai matang ekosistem industrinya, yaitu voli, basket, futsal, lari (jarak jauh), bela diri dan otomotif.
Namun, perlu diingat bahwa industrialisasi ini masih didominasi cabang olahraga beregu. Padahal, dalam kompetisi multievent seperti SEA Games, medali akan banyak disumbangkan oleh cabang olahraga individu.
Sehingga perlu dipikirkan juga cara untuk meletakkan dasar bagi industrialisasi cabang olahraga individu.