Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membangun Prestasi Olahraga via Industri

KOMPAS.com -  Benarkah ada hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan prestasi olahraganya? Untuk konteks Indonesia 20 tahun terakhir, jawabannya 'tidak ada'.

Pertumbuhan ekonomi kita yang mengesankan sejak berakhirnya krisis ternyata berbanding terbalik dengan prestasi olahraga, terutama terlihat di ajang multievent kawasan seperti SEA Games.

Tidak hanya peringkat kita yang terus melorot, tetapi juga dalam urusan pemecahan rekor atlet-atlet kita sangat berkurang kemampuannya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak serta-merta tertransmisi menjadi prestasi?

Benarkah alasannya karena kita belum mampu memanfaatkan transformasi demokrasi serta momentum booming ekonomi untuk membangun industri olahraga yang kuat?

Desentralisasi dan industri olahraga

Ada perubahan struktural yang terjadi di sektor olahraga tanah air akibat transformasi demokrasi, dari negara yang sentralistik menjadi desentralistik.

Perubahan ini berimplikasi pada skema anggaran pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang terkait dengan pembinaan olahraga.

Desentralisasi memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk membangun sarana dan prasarana olahraga, termasuk untuk melakukan pembinaan berbagai cabang olahraga.

Hasilnya terlihat nyata, pemerintah daerah aktif membangun berbagai sarana dan prasarana olahraga di daerah.

Kita kini punya puluhan stadion sepak bola modern dengan kapasitas puluhan ribu penonton.

Cabang olahraga lain juga dibangunkan prasarana yang modern oleh pemerintah daerahnya masing-masing.

Berapa uang yang dikeluarkan untuk membangun itu semua? Saya menghitung anggaran infrastruktur olahraga yang dibelanjakan pemerintah daerah dan pusat antara tahun 2004-2016 mencapai sekitar Rp 100 triliun!

Memang tidak ada salahnya membelanjakan uang untuk membangun sarana dan prasarana, karena tkh ini menjadi modal awal untuk proses industrialisasi olahraga.

Yang penting, kita sadar bahwa tahap industrialisasi selanjutnya mesti kita lakukan, yaitu mentrasmisikan anggaran olahaga untuk membangun kompetisi yang komersial dan berkelanjutan.

Kompetisi semacam itulah yang akan menjadi pilar dari industrialisasi olahraga. Di situ akan bertemu kepentingan pemerintah untuk melakukan pembinaan dengan kepentingan korporasi untuk mendapatkan laba.


Potret industri olahraga di Indonesia

Struktur industri olahraga kita sebenarnya sudah mulai terbentuk anak tangganya. Ini terjadi di beberapa olahraga populer seperti sepak bola, badminton, voli, basket, otomotif, futsal, lari dan beladiri - termasuk tinju.

Memang belum ada angka pasti mengenai nilai ekonomi dari industri olahraga kita. Saya memperkirakan jumlah uang yang berputar setiap tahunnya mencapai 0,2 persen dari PDB, atau ekuivalen dengan Rp 25 triliun. Ini mengacu pada laporan AT Kearney tentang industri olahraga dunia.

Masih dalam laporan tersebut, AT Kearney menunjukkan pertumbuhan industri olahraga di negara kekuatan baru (emerging markets)--termasuk Indonesia, berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi.

Di India, industri olahraga tumbuh 2,1 kali lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi. Sementara di Tiongkok 1,6 kali dan Jepang 3 kali.

Pertumbuhan industri olahraga tertinggi terjadi di Rusia, yaitu 8,2 kali tingkat pertumbuhan PDB. Secara umum, pertumbuhan ini juga didorong oleh perkembangan internet dan digital, di mana olahraga menjadi salah satu tontonan utama warganet.

Memang tidak ada analisis khusus untuk Indonesia, tetapi saya memperkirakan kisarannya berada pada 1,5 kali sampai 2,5 kali tingkat pertumbuhan PDB. Ini ekuivalen dengan 7,5 persen sampai 12,5 persen per-tahun.

Penyumbang terbesar masih berasal dari sepak bola. Kontribusinya yang masif berasal dari jumlah klub dan suporter yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia.

Saya memperkirakan sepakbola menyumbang 40 persen dari total industri olahraga nasional. Sisanya dibagi pada beberapa olahraga yang tengah populer di masyarakat.


Transmisi industri ke prestasi

Masih ada rantai yang hilang di negara kita dalam urusan mentransmisikan industrialisasi olahraga kepada prestasi olahraga. Meski demikian, kita mulai melihat ada perbaikan menuju ke arah lebih baik.

Lihatlah sepak bola yang jumlah uang berputarnya terbesar dalam industri ini. Meski belum menunjukkan prestasi yang wah, tapi kita mulai melihat ada transmisi pada kualitas pemain usia dini.

Ini tercermin pada timnas usia muda kita yang menunjukkan peningkatan kualitas, baik dari sisi skill individu pemain maupun dari organisasi permainan.

Saya melihatnya sebagai output dari meningkatnya jumlah SSB berkualitas dan makin tingginya keinginan orang tua untuk memasukkan anak mereka ke sekolah-sekolah sepak bola tersebut.

Saya berasumsi ini merupakan implikasi dari mulai matangnya industri sepak bola di tanah air. Kemasan sepak bola sebagai sebuah tontonan mulai mampu membentuk ekosistem turunannya, termasuk ekosistem pembinaan calon pemain.

Hebatnya, ini terjadi secara alamiah tanpa banyak campur tangan pemerintah.

Apa yang terjadi di sepak bola mudah-mudahan juga dapat terjadi olahraga lain yang industrinya sudah terbentuk.

Secara khusus saya melihat olahraga-olahraga berikut ini mulai matang ekosistem industrinya, yaitu voli, basket, futsal, lari (jarak jauh), bela diri dan otomotif.

Namun, perlu diingat bahwa industrialisasi ini masih didominasi cabang olahraga beregu. Padahal, dalam kompetisi multievent seperti SEA Games, medali akan banyak disumbangkan oleh cabang olahraga individu.

Sehingga perlu dipikirkan juga cara untuk meletakkan dasar bagi industrialisasi cabang olahraga individu.


Secara khusus saya melihat potensi pada dua cabang individu, yaitu atletik dan renang. Keduanya perlu segera didorong untuk menjadi industri yang besar.

Membangun industri atletik bisa memanfaatkan kegandrungan masyarakat saat ini terhadap lari jarak jauh. Ratusan event lari dihelat di seluruh Indonesia setiap tahun.

Jumlah pesertanya juga puluhan ribu tiap event. Sebagai turunannya, masyarakat mulai membentuk komunitas dan klub lari. Mereka secara rutin berlatih dan menjajal hasil latihannya dalam berbagai event.

Ini adalah modal kuat, tinggal pemerintah dan swasta berkolaborasi untuk mendorong perluasan tren ini ke nomor-nomor lari jarak pendek dan nomor-nomor atletik lainnya seperti.

Dari segi infrastruktur kita sudah siap, karena sekarang mudah kita temui lintasan atletik berstandar internasional di tiap kota.

Sementara itu, tantangan lebih berat untuk cabang renang. Tidak ada tren yang bisa kita tunggangi untuk mendorong komersialisasi cabang ini. Sehingga kita harus membangun tren tersebut terlebih dulu.

Caranya bagaimana? Saya mengusulkan agar di cabang ini kita menciptakan 'hero'. Mirip dengan yang dilakukan oleh Singapura lewat Joseph Schooling.

Orang tua di Singapura kini bermimpi anak-anaknya bisa sehebat Schooling, dan berbondong-bondong mendaftarkan anak-anaknya ke klub-klub renang.

Cara yang sama bisa kita lakukan. Jika saat ini belum ada perenang senior yang prestasinya layak diangkat, maka pemerintah perlu berani berinvestasi ke beberapa perenang muda yang potensial.

Jika memang diperlukan, kita juga bisa mencari bakat perenang keturunan Indonesia di luar negeri untuk dinaturalisasi.

Dua cabang individu ini akan menjadi penyumbang medali yang banyak bagi Indonesia di kompetisi multievent.

Di sinilah maruah bangsa dipertaruhkan, sehingga industrialisasinya perlu disegerakan agar output prestasi bisa kita saksikan dalam waktu dekat.

https://olahraga.kompas.com/read/2017/09/25/08363901/membangun-prestasi-olahraga-via-industri

Terkini Lainnya

Hasil Persik Vs PSS 4-4, Diwarnai Hattrick Tendangan Penalti

Hasil Persik Vs PSS 4-4, Diwarnai Hattrick Tendangan Penalti

Liga Indonesia
'Bocoran' Grup WhatsApp Timnas U23 soal Kembalinya Nathan

"Bocoran" Grup WhatsApp Timnas U23 soal Kembalinya Nathan

Timnas Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Maung Cari Cara Bongkar Pertahanan Pesut Etam yang Minim Kebobolan

Persib Bandung Vs Borneo FC, Maung Cari Cara Bongkar Pertahanan Pesut Etam yang Minim Kebobolan

Liga Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Disebut-sebut Layaknya Derby

Persib Bandung Vs Borneo FC, Disebut-sebut Layaknya Derby

Liga Indonesia
Pernyataan Ini Bukti STY Tidak Setengah Hati Lawan Korsel

Pernyataan Ini Bukti STY Tidak Setengah Hati Lawan Korsel

Timnas Indonesia
Pelatih Korea Selatan Ungkap Kekuatan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Korea Selatan Ungkap Kekuatan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Mantan Wasit Liga 1 Pimpin Laga Indonesia Vs Korsel

Mantan Wasit Liga 1 Pimpin Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Isi Hati Shin Tae-yong Jelang Menghadapi Negara Kelahirannya

Isi Hati Shin Tae-yong Jelang Menghadapi Negara Kelahirannya

Timnas Indonesia
Daftar Tim dan Jadwal Pertandingan PLN Mobile Proliga 2024

Daftar Tim dan Jadwal Pertandingan PLN Mobile Proliga 2024

Sports
Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Liga Indonesia
Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Timnas Indonesia
Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke