Yan kemudian berangkat ke Jakarta menemui Pengurus Besar ISSI membawa idenya. Dia menyanggupi menyediakan dana Rp 2 miliar untuk acara itu.
Namun ternyata PB ISSI tertawa dengan dana yang diajukan oleh Siak untuk menggelar acara itu. Pengurus teras PB ISSI mengatakan, acara Tour de Singkarak itu menelan biaya Rp 22 miliar. Artinya uang yang disediakan Yan tidak sampai 10 persen dari lomba Singkarak.
Yan tidak putus asa dan terus merayu PB ISSI agar menyelenggarakan acara itu. Mengingat Indonesia jarang sekali melakukan even yang dapat dipakai pebalap untuk berlomba.
Akhirnya dengan bantuan pengurus pusat balap sepeda itu, TdS pertama dapat digelar tahun 2013.
Ternyata ajang TdS pertama terbilang sukses. Delapan tim dari luar negeri, bahkan pebalap sepeda kelas menengah dari Timur Tengah bersedia hadir. Tim lain dari negara tetangga juga berdatangan. Kesuksesan TdS pertama membuat Siak ketagihan.
Meski demikian, tidak ada yang percaya TdS akan berlanjut pada tahun berikutnya. Ternyata berkat kegigihan Syamsuar, Yan dan PB ISSI, lagi-lagi TdS dapat terlaksana.
Pada tahun 2015, saat kabut asap tebal melanda Riau, TdS sempat terhenti, namun kembali dilaksanakan setelah kabut berlalu.
Biaya
Tiga penyelenggaraan TdS boleh dikatakan dominan dibiayai oleh pemerintah daerah Siak sendiri. Bantuan pihak lain memang ada, namun sangat minim.
Bahkan Pemerintah Provinsi Riau baru membantu Siak pada penyelenggaraan ke-4 di tahun 2016 ini. Itupun bukan dalam bentuk dana, melainkan dengan membantu perbaikan jalan raya – yang merupakan jalan kategori milik Provinsi Riau - yang akan dilalui pebalap.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mulai terlibat. Itupun dalam bentuk promosi.
Mengapa TdS dapat bertahan, meski hanya ditopang pendanaan tingkat kabupatan Jawabannya adalah komitmen.
Syamsuar memang merupakan tipe pemimpin yang memiliki komitmen tinggi. Dia berjanji, selama masih menjabat, ajang TdS akan diupayakannya tetap berlangsung.
Syamsuar percaya, TdS telah membuat Siak lebih dikenal di mancanegara sehingga turis domestik dan internasional bakal lebih banyak berdatangan ke daerahnya.
Faktanya, pada tahun 2015, sekitar 55.000 wisatawan asing datang ke Riau, dan sebagian besar datang ke Siak. Tahun 2016, wisatawan asing ditargetkan bertambah menjadi 70.000 orang.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.