Tidak dibangun semalam
Untuk siap menghadapi pertarungan besar seperti F1, jelas kekuatan fisik yang dimiliki oleh Rio tidak dibangun dalam semalam. Ibaratnya, selapis demi selapis otot diperkuat oleh Rio.
Balap mobil jelas olahraga yang sangat kompetitif. Selisih antara juara pertama dan juara kedua terkadang hanya sepersekian detik. Dengan demikian, modal, kecerdasan, hingga fisik dari tiap pebalap harus dimaksimalkan sebaik-baiknya.
Tahun 2009 silam, misalnya, Rio dilatih khusus oleh Dennis van Rhee, pelatih fisik asal Belanda. Dennis telah lebih dari 20 tahun menjadi pelatih fisik di dunia balap dan sempat pula menjadi pelatih fisik di angkatan bersenjata Belanda.
Tiap hari, Dennis mewajibkan Rio berenang sejauh 4 kilometer dan lari 10-12 kilometer. Rio juga wajib angkat beban (weight training) untuk memperkuat otot tubuh bagian atas.
Dalam sehari, Rio menghabiskan waktu tidak kurang dari empat jam untuk latihan-latihan fisik. Pagi hari, misalnya, Rio harus berenang dengan jarak 3 kilometer selama satu jam, kemudian latihan beban selama satu jam. Kemudian pada sore harinya, Rio berlari selama 1,5 jam dengan menempuh 10-12 kilometer.
Kehadiran Dennis juga memastikan supaya massa otot Rio tidak terlalu besar. ”Ruang kerja” Rio di mobil balap jelas serba terbatas sehingga Rio harus tetap leluasa bergerak meski seluruh otot tubuhnya terlatih.
Meski minuman ringan dan energi digemari oleh anak muda, itulah pantangan bagi Rio. Demi kebugaran tubuhnya, dia harus menghindari minuman jenis tersebut.
Perjuangan Rio ketika itu terbayarkan. Rio akhirnya meraih gelar juara Formula BMW Pacific 2009.
Konsistensi Rio juga mengantarkan dirinya untuk berlaga di balapan GP2. Selama empat tahun, mulai dari tahun 2012, Rio berlaga keliling dunia. Bahkan, Rio sempat hijrah ke Valencia, Spanyol, untuk bergabung bersama tim Campos Racing.
Daya tahan dan konsistensi Rio sejauh ini telah berhasil mengantarkannya hingga garis finis. Dengan dukungan banyak pihak, Rio akhirnya mampu menempatkan diri di garis finis ajang balapan mobil paling bergengsi di planet ini, ajang F1.
Nah, apakah Rio dapat menyentuh garis finis setelah menyalip lawan-lawannya? Tentu itu bergantung pada manuver Rio. Pencapaian Rio di ajang F1 juga sangat bergantung pada konsistensi Rio.
Kini, yang tidak kalah pentingnya adalah konsistensi Republik ini untuk mendukung Rio Haryanto. Tuan-tuan, anak bangsa ini, Rio Haryanto kini masih kekurangan sekitar 10 juta euro atau sekitar Rp 145 miliar untuk tetap dapat melaju di sirkuit-sirkuit dunia untuk menyandang sekaligus mengharumkan nama Indonesia….
Baca juga: Rio Haryanto dan Manor Racing: Tim Daud yang Siap Melawan Goliat
Artikel ini pernah dimuat di Kompas Siang edisi Rabu (17/3/2016) dengan judul Menanti Manuver Rio Haryanto.