Laba usaha dari perusahaan alat tulis dan buku Kiky milik Sinyo bahkan sebelumnya telah dialirkan untuk mendukung Rio dan kakak-kakaknya untuk tetap berada di dalam sirkuit. Setidaknya tiap tahun ada nama keluarga Haryanto di daftar para pebalap yang bertarung di berbagai sirkuit.
Tidak heran apabila ada yang berkata bahwa Sinyo tidak menjadi pengusaha untuk menjadi kaya, tetapi sekadar mendukung hobinya dan keluarga untuk balapan. ”Saya tentu akan mengakomodasi mereka (anak-anak), tetapi semuanya berpulang kembali pada dana yang tersedia,” ujar Sinyo, dikutip dari harian Kompas, 12 Desember 2008.
Talenta mulai terasah
Hanya setahun setelah ngebut di lintasan gokar, Rio langsung menjadi juara di kategori kadet. Setahun berikutnya, dia kembali menjuarai nomor yang sama.
Sebelum usianya mencapai 10 tahun, Rio telah meninggalkan Solo dan terbang ke seberang lautan demi balapan. Tahun 2001 silam, Rio dan kakaknya, Ryan Haryanto, telah mengikuti kejuaraan gokar internasional ”Ford Kart Prix” di Malaysia.
Rio pada hari Minggu (10/6/2001) sempat langsung unjuk gigi dengan merebut runner-up di Sirkuit Elite Speed Zone, Shah Alam, Kuala Lumpur, Malaysia. Di usia yang sangat muda, Rio menjalani hari-harinya dengan penuh profesional.
Tahun 2002, Ikatan Motor Indonesia pun mengganjarnya dengan predikat pegokar yunior terbaik. Rio kemudian mengincar jenjang-jenjang balapan mobil yang lebih profesional demi impiannya untuk menjadi pebalap F1, balapan ”jet darat” paling bergengsi di muka bumi.
Disiplin sejak kecil dan penuh tanggung jawab terhadap hidup pribadinya adalah salah satu faktor yang membuat Rio dapat terus ”naik kelas”. Dia juga mandiri sejak kecil, bahkan menyusul kakak-kakaknya untuk bermukim dan menempuh pendidikan di Singapura.
Kebetulan, posisi Singapura lebih sentral. Rio dapat lebih dekat menjangkau Malaysia dan negara lain seperti Makau serta Tiongkok untuk mengikuti balapan. Changi, beberapa tahun lalu, juga menjadi bandara hub untuk penerbangan ke kota-kota dunia.
Latihan demi latihan menjadi santapan sehari-hari Rio. Dia bahkan mengaku tidak ada waktu untuk intens berkomunikasi dengan media sosial seperti Twitter dan Facebook.
Demi masa depan, Rio juga tetap harus melanjutkan pendidikan, apalagi dia punya harapan menjadi pebisnis ketika tidak lagi membalap.
Latihan yang harus dijalani Rio tidak hanya latihan balapan, tetapi tentu saja latihan fisik. Tubuhnya harus ditempa untuk menjadi lebih tangguh untuk menghadapi tarikan daya gravitasi.
Dalam dunia balap, perubahan gravitasi terjadi pada tiap tikungan, bahkan saat jet darat itu melesat dan mengerem habis-habisan menjelang tikungan.