"Banyak sambilannya, sambil refreshing lihat trek di dalam hutan, lewati sungai, bukit, kebun dan bebatuan," ujar Sobri.
Sobri mengaku baru sekali mengikuti lari lintas alam, yaitu Garuda Finisher Trail Run 12K di Bandung bulan Mei lalu. Ketika itu, dengan sepatu larinya, Sobri bertualang melewati jalan aspal, tanah, rerumputan, bebatuan hingga aliran air sungai. Dia harus melewati jembatan dari kayu, sebatang pohon, dan rumpun bambu. Tanah becek berlumpur hingga tanah lapang pun dia lalui.
"Yang paling berkesan di hutan dan sungai, pemandangan dan suasana larinya pasti tidak bisa diciptakan kalau kita ada di kota," kata Sobri.
Sementara Muhammad Afif Gunung (24), berkenalan dengan kegiatan lari lintas alam karena ingin mendaki gunung dalam waktu singkat.
"Ada yang mengajak ke gunung Gede..., langsung tek tok sehari, ternyata memang fun karena enggak repot dan makan waktu," katanya.
Bagi para penyuka lari lintas alam, rasa letih karena berlari melintasi beragam medan terbayar dengan kenyamanan menyatu dengan alam, menikmati keindahan pemandangan dan merasakan kesegaran udara bersih masuk ke paru-paru.
"Kita ditantang dan menikmati alam dalam waktu bersamaan. Ini bentuk refreshment yang berbeda," kata Afif, yang pernah berlari menempuh lintasan di Gunung Gede selama delapan jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.