Pada bagian lain, perjalanan cenderung berjalan lancar. Tersedianya jalur sepeda, terutama di kota besar yang dia lalui, memudahkan perjalanan. Kondisi seperti ini tidak dijumpai di kota besar di Indonesia, bahkan Jakarta sekalipun. Bersepeda di Jakarta ibarat petualangan tersendiri dengan risiko kecelakaan sangat tinggi. ”Jalur sepeda membuat kita nyaman dan aman bersepeda,” ujarnya.
Kalaupun ada cobaan lain, Risti menyebut masalah yang dihadapinya nyaris sama dengan apa yang dialami para backpacker. ”Di China ada kebijakan pemerintah bahwa orang asing harus menginap minimal di hotel bintang tiga. Akhirnya, daripada bayar mahal, saya beberapa kali tidur di stasiun atau di emperan toko,” ceritanya.
Tidak semuanya dilewati dengan mudah. Risti pernah putus asa ketika tersesat akibat salah membaca peta. Untung ada orang yang membantu. ”Waktu itu saya sudah mengayuh sepeda lebih dari 120 kilometer. Sampai hari sudah menjelang gelap, saya masih berada di daerah tak berpenduduk. Saat itu saya sudah putus asa dan menangis sampai ada orang yang melintas membantu saya menunjukkan penginapan yang ternyata hanya tinggal 2 kilometer. Saya langsung berpikir, dalam kesusahan selalu ada jalan keluar. Kejadian itulah yang akhirnya membuat saya tetap semangat,” ujarnya.
Setelah menyelesaikan perjalanan dengan sepedanya di China, Risti sudah merencanakan melanjutkan petualangan keliling India. Dia juga berambisi mengelilingi Australia, yang semuanya akan dilakukan sendirian.