Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi China dengan Dua Roda

Kompas.com - 13/11/2010, 03:27 WIB

Gatot Widakdo

Perawakannya kecil, tetapi nyalinya besar. Perempuan dengan nama lengkap Aristi Prajwalita Madjid ini menjelajah China dengan kayuhan sepedanya. Jalan sepanjang 3.000 kilometer dilaluinya seorang diri. Berbagai rintangan mewarnai petualangannya. Mulai dari gangguan kesehatan, ancaman pria iseng, sampai menghadapi ekor badai Megi yang sempat menerpa rute perjalanannya di wilayah selatan China.

Rasa letih dan lelah masih terpancar dari raut wajahnya ketika ditemui di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, awal bulan ini. Meski demikian, dia juga terlihat semangat dan ceria ketika diminta menceritakan pengalamannya. Dua hari sebelumnya, Aristi baru saja tiba dari China setelah menyelesaikan perjalanan panjang yang dimulai pada 7 Oktober dan berakhir 6 November lalu.

”Sulit mencari kata yang pas untuk mengatakan perasaan saya saat ini. Yang pasti, saya senang karena bisa kembali dengan selamat. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang tak terlupakan,” kata Aristi.

Bagi Risti, sepeda adalah teman setianya. Sudah sejak kecil Risti hobi bersepeda. Hobi itu melekat hingga dewasa. Ke mana pun pergi, dia lebih sering bersepeda, seperti kuliah, main, atau ke pusat perbelanjaan.

”Bersepeda itu sehat, murah, dan ramah lingkungan. Bersepeda sangat menyenangkan jika kita sudah terbiasa,” ujarnya.

Setelah merampungkan kuliah di fakultas kedokteran sebuah universitas di Malaysia (2007), Risti bergabung dengan sebuah lembaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan cuma-cuma di beberapa daerah terpencil di Kamboja dan Vietnam. Risti pun memilih sepeda sebagai moda transportasi yang praktis untuk menjangkau daerah terpencil.

Hampir dua tahun Risti menjadi pelayan kesehatan di daerah itu. Sepeda menjadi teman setianya keluar-masuk daerah terpencil untuk membantu masyarakat. ”Sepeda itu memang teman setia saya. Ke mana pun ingin pergi, saya tetap bersepeda,” ujarnya.

Senjata kejut elektrik

China dipilih Risti karena negara ini dinilainya sangat eksotis. ”Negeri ini eksotis, menantang untuk saya jelajahi dengan sepeda,” ujarnya.

Untuk mewujudkan ambisinya, Risti membuat persiapan matang. Selain persiapan fisik dan stamina, dia juga belajar mengenal kebudayaan dan beberapa kosakata bahasa Mandarin. Dia belajar bongkar pasang sepeda di bengkel sepeda kenalannya, Pak Asari, di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Risti juga menimba pengetahuan dari tokoh bikepacker Bambang ”Paimo” Hertadi yang juga pengeliling dunia dengan sepeda.

Selain mempersiapkan fisik di gym, dia juga meningkatkan latihan bersepeda, terutama untuk menjaga ketahanan (endurance). ”Hampir setiap pagi saya bersepeda naik-turun fly-over di daerah Pancoran dan Kalibata,” tutur Risti.

Mengacu pada beberapa sumber pustaka, Risti memilih September-November karena kondisi cuaca yang cocok untuk mengunjungi China. Risti memulai perjalanannya pada 7 Oktober.

Karena mepetnya batas waktu visa yang hanya berlaku satu bulan, Risti menetapkan beberapa kota tujuannya. Perjalanan ke China dimulai dari Hanoi, Vietnam. Dari Hanoi dia masuk melalui perbatasan menuju kota Nanning. Dari kota itu, dia melanjutkan ke Changsa dan Wuhan. Selanjutnya dia bergerak ke Xi’an sebelum menuju Zhengzhou, Shijizuang, dan mengakhiri perjalanannya di Beijing. Risti rata-rata memacu sepedanya dengan kecepatan 25 kilometer per jam. Dalam sehari, target gowes dia rata-rata 100 kilometer.

Risti melengkapi sepedanya dengan tiga tas (panier). Selain obat-obatan dan pakaian, tas juga berisi kompor kecil serta persediaan makanan, seperti pisang dan telur rebus. Tas sebelah kanan dipenuhi tenda plastik, selimut, dan karpet karet.

Di setang sepeda dia mengikat tas kecil yang berisi peta, telepon seluler, kamera, dan senjata kejut elektrik. Fotografi merupakan hobi Risti selain bersepeda. Di tempat-tempat tertentu dia sering berhenti untuk mengambil gambar.

Senjata kejut elektrik, yang ukurannya sedikit lebih besar daripada telepon genggam itu, kata Risti, dua kali dipakai untuk membela diri sepanjang perjalanannya. ”Yang pertama di stasiun kereta api dan satu lagi di salah satu blok di kota Shijiazuang,” kenangnya. Di stasiun kereta, para pria yang mengejarnya kabur begitu melihat alat kejut itu. Sementara di Shijiazuang, pemeras merasakan sengatan senjata itu yang digunakan secara refleks.

Risti juga pernah mengalami gangguan kesehatan yang membuat dia terpaksa harus menunda perjalanan. Staminanya menurun karena sakit. ”Beruntung saya membawa obat-obatan sendiri sehingga masalah itu bisa saya lewati,” katanya.

Cuaca ekstrem di Changsa juga menjadi kendala tersendiri. ”Tiupan angin badai Megi membuat saya tak bisa melanjutkan perjalanan dan terpaksa bertahan di penginapan selama dua malam,” ujarnya.

Jalur sepeda

Pada bagian lain, perjalanan cenderung berjalan lancar. Tersedianya jalur sepeda, terutama di kota besar yang dia lalui, memudahkan perjalanan. Kondisi seperti ini tidak dijumpai di kota besar di Indonesia, bahkan Jakarta sekalipun. Bersepeda di Jakarta ibarat petualangan tersendiri dengan risiko kecelakaan sangat tinggi. ”Jalur sepeda membuat kita nyaman dan aman bersepeda,” ujarnya.

Kalaupun ada cobaan lain, Risti menyebut masalah yang dihadapinya nyaris sama dengan apa yang dialami para backpacker. ”Di China ada kebijakan pemerintah bahwa orang asing harus menginap minimal di hotel bintang tiga. Akhirnya, daripada bayar mahal, saya beberapa kali tidur di stasiun atau di emperan toko,” ceritanya.

Tidak semuanya dilewati dengan mudah. Risti pernah putus asa ketika tersesat akibat salah membaca peta. Untung ada orang yang membantu. ”Waktu itu saya sudah mengayuh sepeda lebih dari 120 kilometer. Sampai hari sudah menjelang gelap, saya masih berada di daerah tak berpenduduk. Saat itu saya sudah putus asa dan menangis sampai ada orang yang melintas membantu saya menunjukkan penginapan yang ternyata hanya tinggal 2 kilometer. Saya langsung berpikir, dalam kesusahan selalu ada jalan keluar. Kejadian itulah yang akhirnya membuat saya tetap semangat,” ujarnya.

Setelah menyelesaikan perjalanan dengan sepedanya di China, Risti sudah merencanakan melanjutkan petualangan keliling India. Dia juga berambisi mengelilingi Australia, yang semuanya akan dilakukan sendirian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Badminton
Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Timnas Indonesia
Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Internasional
Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Badminton
Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

Badminton
Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

Badminton
Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

Internasional
Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

BrandzView
Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Liga Indonesia
Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Badminton
Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Sports
Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com