Saat sebagian besar pemain membutuhkan 11 hingga 14 langkah berlari dari satu ring ke ring yang lain, James hanya perlu sembilan atau 10 langkah. Loncatan vertikal dua kakinya tercatat 110 sentimeter, dan 140 cm jika meloncat dengan satu kaki. Ditambah dengan ancang-ancang, dia bisa meloncati lemari pakaian tanpa kesulitan.
Ukuran tangan James juga tidak biasa. Panjang tangannya dari pangkal pergelangan hingga ujung jari tengah mencapai 24 cm sehingga dia sudah bisa memegang bola basket dengan satu tangan sejak kelas I SMA.
Satu hal lain, tak banyak orang yang tahu kalau James punya masalah dengan penglihatan jarak jauh karena dia terlalu gengsi untuk memakai kacamata. Baru pada tahun lalu dia menjalani operasi mata.
”Asyik sekali, sekarang saya bisa melihat dengan jelas,” ujarnya.
Dengan penglihatan lebih jelas, James berlatih khusus memperbaiki kelemahannya dalam lemparan lompat. Bersama asisten pelatih Chris Jent, James berlatih lima hari seminggu selama dua jam per hari. Hasilnya, musim ini James menyarangkan 49 persen lemparan lapangan, catatan terbaiknya.
”Penggemar cuma melihat permainan dia yang fantastis dan bakatnya yang luar biasa. Tidak banyak yang tahu usahanya untuk selalu menjadi lebih baik. Jika semua berjalan bagus, dia berlatih keras. Jika hasilnya buruk, dia berlatih lebih keras lagi,” ujar Jent tentang James.
Namun, perubahan terbesar James adalah memperbaiki kemampuan bertahan. Dia kerap turun tangan menjaga bintang tim lawan. Aksinya mengeblok bola belakangan ini ditayangkan ulang di televisi sama seringnya seperti slam dunk James yang terkenal.
Musim ini pun menjadi pembuktian James. Cavaliers dibawanya menjadi tim terbaik dengan 66 kemenangan. James terpilih sebagai pemain bertahan nomor dua terbaik setelah Dwight Howard (Orlando Magic). Ini menjadikan dia pemain paling dominan di kedua sisi lapangan setelah era mahabintang Michael Jordan.