MANADO, Kompas.com - Pelatih bulu tangkis nasional Richard Mainaky memandang banyak pemain berbakat yang hilang hanya karena ditangani pelatih yang juga masih perlu pembinaan.
Hal ini diungkap oleh Richard Mainaky, Minggu (06/05/2018) di sela berlangsungnya Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di GOR Arie Lasut, Manado. Richard merupakan bagian dari tim pemandu bakat PB Djarum yang terdiri dari atlet legendaris masa lalu seperti Fung Permadi, Christian Hadinata, Luluk Hadiyanto dan lainnya.
"Di mata saya banyak pemain yng punya potensi menjadi pemain bagus. Mereka punya stamina baik, keberanian bermain dan kemauan kuat untuk menang. Tetapi ya itu, teknik mereka masih kurang karena ilmu yang mereka serap baru sejauh itu," kata Richard yang menangani sektor ganda campuran di pelatnas Cipayung.
"Karena itu bagi saya, peningkatan teknik bibit berbakat dari pelbagai daerah juga harus disertai dengan up grading pelatih daerah. Hal ini bisa saja dilakukan oleh PB Djarum atau yang lebih berkepentingan sebenarya PB PBSI," lanjutnya.
Keterbatasan pelatih daerah ini, menurut Richard bukan hanya dalam teknik dan strategi bermain. "Tetapi mereka juga belum menguasai cara-cara pendekatan psikologis kalau pemainnya kebingungan di lapangan, atau sedang dalam posisi tertekan," kata Richard.
Mengenai pesarta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di Manado, Richard merasa yakin banyak calon peserta yang potensial untuk lolos ke Kudus. "Kalau dari segi pemain putra, saya lihat banyak yang potensial. Putri pun ada beberapa yang layak," katanya.
Namun Richard mewanti-wanti bahwa berdasar pengalaman, justru pemain putri asal Sulawesi Utara lebih struggle untuk bertahan di Pelatnas. "Tidak tahu ya, berdasar pengalaman dan pengamatan saya di Pelatnas, para pemain putra asal daerah ini sering terlalu cepat puas diri. Baru juara sekali dua langsung sudah merasa puas," katanya.
"Sementara pada bagian putri, mereka tidak terlalu cepat puas diri dan memasang target tinggi dalam pencapaian karier mereka. Lihat saja para pemain dari daerah ini seperti Liliyana Natsir yang terutama, Greysia Polii atau dari masa lalu seperti Rosiana Tendean, Lili Tampi, Deyana Lomban. Mereka punya daya juang yang bisa jadi contoh rekan-rekan di pelatnas."
Karena itulah Richard melakukan pendekatan tersendiri buat para anak asushnya di pelatnas yang berasal dari Sulawesi Utara. "Terutama buat para pemain putra, saya katakan kalian jangan meresa cepat puas lalu hanya ingin tampil modis atau parlente. Di atas semuanya, ya prestasi kalian yang dilihat orang."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.