Pada Seri I, tim asuhan Kim Dong-won ini akan menghadapi tiga tim kuat, yakni Pelita Jaya Energi-MP Jakarta, Satria Muda BritAma Jakarta, dan Garuda Kukar Bandung. Selain itu, mereka juga akan menghadapi Stadium Jakarta, Hangtuah Sumsel IM, dan Satya Wacana Metro LBC Bandung.
"Memang berat. Namun, kalau kami percaya diri, nggak ada yang nggak mungkin. Kami bisa saja mengalahkan tim-tim itu," ujar kapten CLS, Dwi Haryoko.
Pola yang diterapkan Kim sama dengan saat berlaga pada turnamen pramusim, September lalu, yakni memakai dua pengatur serangan (double point guard). Namun, beberapa hari sebelum bergulirnya Seri I, Kim masih belum bisa memastikan siapa dua point guard tersebut. Dia masih bingung apakah memasangkan point guard utama, Dimaz Muharri, dengan bintang baru, Mario Wuysang, atau dengan rookie Arif Hidayat.
Wuysang yang sebelumnya bermain untuk Indonesia Warriors, masih harus beradaptasi dengan pola permainan CLS, terutama untuk defense. Di sisi lain, Arif memang paham pola CLS. Namun, sebagai rookie pengalaman dan mental point guard kelahiran Jember itu masih kalah dari Wuysang.
"Kami memang masih tetap memakai double point guard. Dengan Mario, harapannya memang dia bisa membantu (saya)," ucap Dimaz. "Mario adalah pemain profesional dan menjaga baik kondisinya. Dia juga mencoba beradaptasi dan bertanya soal pola."
Dimaz menegaskan, CLS harus bermain lebih cepat untuk bisa membekap lawan-lawannya. Menurutnya, kecepatan adalah keunggulan CLS dibandingkan tim lain di NBL Indonesia. Dimaz juga menambahkan, try out ke Korea pada September lalu juga menambah rasa percaya diri tim akan kecepatan yang mereka miliki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.