"Tidak sampai milyaran, tetapi cukup besar karena juga untuk pembiayaan bertanding ke turnamen di luar negeri," lanjut Yoppy.
Pihak PB Djarum juga menyediakan beasiswa pendidikan dengan menyalurkan para peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis yang lolos ke Kudus untuk tetap mendapatkan pendidikan di sekolah-sekolah umum seputaran Jati, Kudus.
Bukan membedakan, namun ajang Audisi Umum ini jelas sangat membantu para calon pemain pribumi yang berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan.
Banyak orang tua pemain yang memang sangat berharap anaknya lolos audisi untuk meringankan beban biaya untuk perkembangan prestasi.
Dalam setiap final Audisi Umum di GOR Jati, Kudus dengan mudah ditemukan orang tua yang datang jauh-jauh dari pelosok Kalimantan, Sulawesi untuk menggunakan jalan darat mengantar anaknya mengejar impian ke Kudus.
Mereka bahkan rela menginap di mana pun selama menetap di Kudus dan tidak sungkan untuk menerima bantuan materi dari mana pun saat berada di sana.
Pemahaman bahwa membentuk atlet memang butuh waktu panjang dna biaya besar inilah yang kadang tidak dipahami mereka yang tak pernah berkecimpung pada pembinaan olahraga.
Beasiswa pendidikan untuk atlet berprestasi saja bukan pilihan utama ketimbang pemberian bonus usai berprestasi.
Atlet yang ingin mengembangkan karier olahraga sekaligus pendidikan mereka seringkali kesulitan mendapatkan sponsor.
Seorang atlet renang DKI, Adityastha Rai bahkan lebih mudah mendapatkan sponsor pendidikan dari luar negeri ketimbang dukungan dari dalam negeri hanya karena cabang olahraga yang bersangkutan.
Perbedaan cabang olahraga terkadang menjadi hal pertimbangan dikaitkan dengan kepentingan calon penyandang dana beasiswa. Termasuk Djarum Foundation yang memang lebih inin berasosiasi dengan olahraga bulu tangkis.
Padahal kesamaan pandangan tentang masa depan olahraga Indonesia seharusnya mengabaikan perbedaan cabang olahraga ini.
Pihak Djarum Foundation tetap berharap akan ada titik temu antara mereka dengan KPAI.
"Kami tetap pada rencana untuk menggelar Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis ini di beberapa kota termasuk Kudus. Tentu tetap berkoordinasi dengan kepala daerah di kota-kota tersebut," kata Budi Darmawan dari Djarum Foundation.
"Soal perbedaan materi seperti apakah penggunaan nama itu berkonotasi tertentu akan kita bicarakan dengan pihak KPAI."
Yoppy Rosimin sendiri menekankan tidak ingin pihak Djarum disebut sebagai pelanggar hukum.
"Kalau memang audisi ini dilarang, kami akan berhenti. Namun kalau tidak ada pertentangan dan ada dukungan, ya kami akan jalan terus," katanya kepada Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.