Cerita tentang kejamnya penonton Istora Senayan terhadap para pemain malaysia pada Piala Thomas 1967 telah menjadi catatan sendiri dalam sejarah bulu tangkis. Namun para pemain Indonesia pun merasakan hal serupa setiapkali bermain di Kuala Lumpur.
Peraih medali emas Olimpiade 1992, Alan Budi Kusuma merasakan hal tersebut saat Indonesia kalah di final menghadapi tuan rumah Malaysia pada 1992. "Perlakuan berbeda sudah dirasakan sejak kami keluar hotel. Terkadang kami harus menunggu bus jemputan lama sekali. Begitu muncul yang datang bus penjara. Istilah ini mereka berikan sendiri, karena busnya tanpa AC dan memiliki jeruji besi," kata Alan.
Teror juga datang dari suasana di stadion negara tempat berlangsungnya final. Para pendukung Malaysia membawa poster bertuliskan,"Garuda falls.." Belum lagi para penonton yang sebagian besar terdiri dari tenaga kerja Indonesia di sana mengalami perlakukan keras dari pihak keamanan. "Kami kasihan juga melihat para pendukung didorong-dorong polisi Malaysia. Kalau mereka dianggap berteriak terlalu keras dan mengganggu, mereka diseret keluar stadion dan digebuki," kata tunggal puetra lainnya, Hermawan Susanto.
Hasilnya, Indonesia kalah 2-3 dan Malaysia kembali meraih Piala Thomas setelah 25 tahun.
Pemain Malaysia pun merasakan hal serupa saat bertanding di Jakarta. Pada Piala Thomas 1994, pemain tunggal Ong Ewe Hock melampiaskan frustrasi dengan merusak permainannya sendiri. Ia membuang-buang bola saat berhadapan dengan Ardy B. Wiranata di partai ketiga. Ong melakukan hal tersebut setelah protes tim Malaysia terhadap tindakan penonton yang terlalu dekat dengan lapangan, tdiak dipenuhi panitia. Indonesia akhirnya juara lagi dengan kemanngan 3-0.
Indonesia terakhir kali bertemu Malaysia di putaran Piala Thomas 2014 di New Delhi, India. Saat itu Indonesia kalah 0-3 dan Malaysia lolos ke final sebelum kalah menghadapi juara baru, Jepang.
Karena itulah, pertemuan Indonesia dan Malaysia dalam ajang Piala Thomas, Kamis (24/05/2018) malam ini akan menjadi ajang pembalasan buat tim Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.