Mungkin saja alat pemidai atau detektor di setiap pintu masuk stadiun atau venue bisa menjadi jawaban untuk menghilangkan sedikit keraguan tentang ancaman.
Namun, bagaimana dengan pengamanan di jalan-jalan masuk di luar stadiun? Senjata kelompok teror tidak lagi terbatas pada senapan laras panjang dan bom.
Teror selalu mencari titik lemah dari sebuah kekuatan. ISIS telah berulangklai mengklaim bahwa mereka memiliki senjata kimia, yang bisa disebar dengan cara yang tidak terpantau secara fisik.
Keamanan adalah narasi pokok olahraga pada era modern, dari Piala Dunia ke Olimpiade, tetapi tidak pernah lebih relevan atau nyata daripada di Euro 2016 ini.
Kerumunan kaum muda, para suporter muda, yang berkumpul di Stade de France dan para fans akan memberi warna tersendiri bagi turnamen sepak bola Eropa itu.
Oleh karena itu mereka adalah mimpi buruk keamanan, dan menjadi sasaran empuk bagi teroris yang telah mendemonstrasikan kemampuannya mereka lebih dari sekali di Eropa pada 18 bulan terakhir.
Dimulai dari serangan Paris, 13 November tahun lalu hingga di Brussels, Belgia pada 22 Maret 2016. Ancaman teror tidak pernah sepi.
Aparat keamanan Ukraina, awal pekan ini, telah menahan seorang warga Paris yang merencanakan serangan di tengah pelaksanaan ajang Piala Eropa di Perancis.
Pria berusia 25 tahun yang tidak disebut namanya itu ditahan bersama dengan banyak persenjataan di mobilnya, termasuk senapan AK-47, peledak, dan peluncur roket, seperti dilaporkan CNN.
Nah, kejadian terbaru itu menunjukkan, selalu ada upaya yang tak pernah kenal lelah dari kelompok teroris untuk melancarkan serangan ke Eropa atau simbol-simbol Barat.
Tentu saja 90.000 personil polisi dan tentara yang dikerahkan untuk kemananan selama Piala Eropa ini tidak akan dipaksa masuk semuanya di dalam Stade de France.
Namun, mereka juga sedang kelelahan. Sebab, aparat keamanan itu telah mengambil lembur jutaan jam selama lebih dari setahun akibat status darurat teror sejak November 2015.
Belum lagi mereka setiap saat juga menghadapi berbagai kerusuhan akibat ulah migran dan aksi demonstrasi akibat ketidakpuasan atau pergolakan warga sipil setempat.
Mantan Kepala Polisi Perancis, Frederic Gallois kepada Sky News mengatakan, “Masalahnya bukan terletak pada jumlah. Itu sudah cukup bagi mereka, tetapi mereka lelah dan stress”.
Aparat keamanan telah beroperasi dalam siaga tinggi selama 18 bulan ini. Masalahnya mungkin bukan soal acara besar, tapi bagaimana bereka bereaksi terhadap even yang kecil.
Kita berharap segala sesuatunya berjalan dengan lancar selama Piala Eropa ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.