Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca IP Pandjaitan XIII
Politikus

Politikus, sekretaris jenderal Partai Demokrat. Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan politik bagi anak bangsa dalam kolom yang diberi judul: NONANGNONANG. Dalam budaya Batak berarti cerita ringan dan bersahaja tetapi penting bercirikan kearifan lokal. Horas Indonesia.

Sepakbola Indonesia, Mari Bersalaman

Kompas.com - 22/04/2016, 22:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Kita, terutama PSSI, dituntut untuk menciptakan pemenang bukan mempersiapkan kambing hitam untuk disalahkan.

Usaha ke arah itu sebenarnya terus dilakukan mulai dari keputusan PSSI mengadopsi Statuta FIFA, bergulirnya roda kompetisi secara berjenjang, hingga penegakan aturan hukum lewat komisi disiplin PSSI.

Sayangnya badai yang berasal dari luar lapangan jadi puting beliung yang memorak-morandakan sepakbola kita.

Nasi sudah jadi bubur, PSSI dimasukkan ke bara api yang memanaskannya. Ribuan orang yang tadinya ikut berebut bola, buru-buru balik badan seolah tidak pernah berada di lapangan.

Sementara 22 pemain berhenti mengejar bola. Mereka sibuk berpikir apakah mungkin bola bisa dijual demi menyambung hidup mereka semua?

Drama sepakbola Indonesia menunjukkan kepada kita bahwa sepakbola di negara ini belum menjadi kesadaran tetapi masih berwujud penasaran. Kita penasaran melihat pemain-pemain bintang berlaga di klub elit dunia.

Tetapi kita belum sepenuhnya menyadari bahwa pemain hebat itu harus dipersiapkan sejak usia dini mulai dari menumbuhkan disiplin pribadi hingga menjaga makanan, asupan nutrisi dan bahkan kesehatan gigi yang semuanya jadi tanggung jawab orang tua.

Kita penasaran dengan stadion-stadion megah di luar sana tetapi tanpa sadar kita melihat ketiadaan lapangan bola di tengah-tengah pemukiman warga bahkan sekedar ruang publik pun tidak ada.

Kita penasaran dengan tim-tim yang berprestasi di kancah dunia tetapi kita sulit menyadari bahwa prestasi itu bukan pekerjaan semalam suntuk melainkan kerja tekun selama bertahun-tahun lamanya.

Saat kesadaran sepakbola kita sudah berhasil mengatasi rasa penasaran maka kerja-kerja kita, besar maupun kecil, akan meniadakan jeda yang selama ini penuh dengan suara-suara sumbang saling menyalahkan.

Di setiap rumah para orang tua akan bekerja tekun mempersiapkan anak-anaknya untuk jadi pemain hebat.

Di tengah-tengah lingkungan masyarakat, mereka akan kerja bersama demi terselenggaranya fasilitas lapangan layak untuk munculnya bibit-bibit baru sepakbola kita.

PSSI memastikan roda kompetisi bergulir yang akan mencetak pemain-pemain unggulan untuk mengisi posisi di tim nasional kita yang kompetitif.

Sehingga pada akhirnya kita sadar, menang atau kalah ditentukan oleh 11 orang yang berlaga di lapangan hijau bukan oleh faktor-faktor lainnya. Sebab kita bicara tentang sepakbola bukan sepak salah.

Mari Bersalaman

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com