SEA Games 1993 adalah memori indah bagi dunia perolahragaan Indonesia. Maklum, pada tahun itulah Indonesia terakhir kali mampu berpesta di negeri tetangga. Indonesia memang sempat menjadi juara umum pada 1997 dan 2011, tetapi itu terjadi ketika berstatus sebagai tuan rumah.
Menelisik catatan sejarah, perjalanan Indonesia di ajang SEA Games pada era 1970 hingga 1990-an memang luar biasa. Lihat saja ketika Tim Merah Putih tampil perkasa dengan menjadi juara umum sejak perhelatan SEA Games 1979 di Jakarta hingga SEA Games 1993 di Singapura. Hanya Thailand yang mampu mencuri titel juara umum dari Indonesia pada SEA Games 1985.
Merosot
Semenjak itu, nasib Indonesia morosot. Bahkan, pada SEA Games 2005 di Filipina, 2007 (Thailand), dan 2013 (Myanmar), prestasi Indonesia kian terpuruk karena terlempar dari persaingan tiga besar. Indonesia kalah bersaing dengan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar.
Dalam bahasa tokoh olahraga nasional Achmad Soetjipto, prestasi olahraga Indonesia di Asia Tenggara kini ibarat wahana roller coaster karena selalu naik turun dengan cepat. Belum lagi adanya kebingungan para atlet karena tak pernah jelasnya program dan visi pemerintah menyejahterakan hidup mereka.
Oleh karena itu, wajar jika muncul anggapan bahwa beda menteri, beda pula kebijakan olahraga di dalam negeri ini. Padahal, sejatinya, pembinaan olahraga harus dilaksanakan terukur serta berkelanjutan agar persiapan dan mental para atlet Indonesia bisa tetap terjaga.
Tak sulit mencari contoh masalah dalam pembinaan olahraga Indonesia. Fasilitas olahraga di beberapa daerah, misalnya, yang dibiarkan "mati suri" karena tak lagi ada perbaikan berarti. Sebut saja stadion utama di kompleks Kampus Universitas Riau dan gedung menembak di Rumba yang dibangun untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional 2012.
Padahal, stadion utama Riau dibangun dari uang rakyat dengan anggaran lebih dari Rp 1 triliun dan gedung menembak Rumbai Rp 50 miliar. Namun, kedua fasilitas olahraga itu kini kondisinya rusak berat. Salah satu penyebabnya dikabarkan karena utang Pemerintah Provinsi Riau dengan pelaksana proyek dua gedung itu masih belum dibayarkan lantaran tersangkut skandal korupsi.
Klasik
Stadion utama Riau dan gedung menembak Rumba adalah contoh kecil dari berbagai persoalan klasik di dunia olahraga Indonesia. Jangankan fasilitas olahraga, masalah sederhana seperti pengadaan peralatan atlet pun selalu menjadi persoalan tiap tahun ketika ingin mengikuti turnamen olahraga internasional.