Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SEA Games dan Asa untuk Menang...

Kompas.com - 05/06/2015, 09:59 WIB

KOMPAS.com - Hidup adalah untuk memenangi sesuatu. Tidak dengan menginjak orang lain, tetapi dengan tujuan untuk menang. Namun, untuk meraih hal itu, pelbagai jalan harus disiapkan. Dari jalan itulah muncul proses yang akan memperlihatkan siap atau tidaknya tiap manusia meraih kemenangan.

"Semangat juang yang pantang menyerah, itulah modal dasar paling penting yang harus kita miliki." Demikian ucapan lantang Presiden Joko Widodo saat berpidato pada upacara pelepasan kontingen Indonesia yang bakal mengikuti ajang SEA Games XXVIII di Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu.

Upacara itu dihadiri ratusan atlet Indonesia. Di tengah kemegahan Istana Negara, sorot mata mereka tampak serius menyaksikan pidato Presiden yang beberapa kali mengucapkan kalimat pantang menyerang. Sorotan mata yang terkesan menyimpan harapan sekaligus kekhawatiran.

Seusai pidato, Presiden melangkah ke pojok kanan barisan untuk mengambil bendera Merah Putih yang dibawa oleh salah satu atlet. Bendera itu kemudian diserahkan Presiden kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi selaku komandan upacara. Sang Saka yang diharapkan bisa berkibar tinggi di Singapura.

SEA Games XXVIII akan resmi dibuka Jumat (5/6/2015) malam, meski beberapa cabang olahraga sudah dilombakan sejak beberapa hari lalu. Posisi Indonesia sementara berada di peringkat keenam dengan perolehan tiga perunggu dari cabang renang indah. Namun, beberapa hari ke depan, ratusan atlet lainnya akan mulai mempertaruhkan peluh keringat mereka demi emas untuk Indonesia.

Pesta
22 Juni 1993. Stadion Nasional Singapura bergemuruh ketika pesta penutupan SEA Games XVII digelar. Di tengah temaram senja, tribune stadion dihiasi kilauan lampu warna-warni yang begitu memesona. Acara itu dihadiri ribuan atlet dan ofisial dari sembilan negara yang menjadi peserta.

"Selamat kepada Indonesia peraih 88 medali emas, 81 perak dan 84 perunggu. Begitu kata Ketua Dewan Federasi SEA Games 1993 Dr Yeo Ning Hong dalam pidato penutupannya kala itu. Dengan raihan tersebut, Indonesia kembali berhasil memimpin dunia perolahragaan Asia Tenggara.

Selama delapan hari, 12 hingga 20 Juni, ratusan atlet Indonesia adu cepat, adu kuat dan adu berat. Indonesia yang kala itu berstatus pemegang juara umum delapan kali mendapatkan standing applause meriah dari negara lain. Indonesia pun makin bangga karena predikat Macan Asia tetap terjaga.

SEA Games 1993 adalah memori indah bagi dunia perolahragaan Indonesia. Maklum, pada tahun itulah Indonesia terakhir kali mampu berpesta di negeri tetangga. Indonesia memang sempat menjadi juara umum pada 1997 dan 2011, tetapi itu terjadi ketika berstatus sebagai tuan rumah.

Menelisik catatan sejarah, perjalanan Indonesia di ajang SEA Games pada era 1970 hingga 1990-an memang luar biasa. Lihat saja ketika Tim Merah Putih tampil perkasa dengan menjadi juara umum sejak perhelatan SEA Games 1979 di Jakarta hingga SEA Games 1993 di Singapura. Hanya Thailand yang mampu mencuri titel juara umum dari Indonesia pada SEA Games 1985.

Merosot
Semenjak itu, nasib Indonesia morosot. Bahkan, pada SEA Games 2005 di Filipina, 2007 (Thailand), dan 2013 (Myanmar), prestasi Indonesia kian terpuruk karena terlempar dari persaingan tiga besar. Indonesia kalah bersaing dengan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar.

Dalam bahasa tokoh olahraga nasional Achmad Soetjipto, prestasi olahraga Indonesia di Asia Tenggara kini ibarat wahana roller coaster karena selalu naik turun dengan cepat. Belum lagi adanya kebingungan para atlet karena tak pernah jelasnya program dan visi pemerintah menyejahterakan hidup mereka.

Oleh karena itu, wajar jika muncul anggapan bahwa beda menteri, beda pula kebijakan olahraga di dalam negeri ini. Padahal, sejatinya, pembinaan olahraga harus dilaksanakan terukur serta berkelanjutan agar persiapan dan mental para atlet Indonesia bisa tetap terjaga.

Tak sulit mencari contoh masalah dalam pembinaan olahraga Indonesia. Fasilitas olahraga di beberapa daerah, misalnya, yang dibiarkan "mati suri" karena tak lagi ada perbaikan berarti. Sebut saja stadion utama di kompleks Kampus Universitas Riau dan gedung menembak di Rumba yang dibangun untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional 2012.

Padahal, stadion utama Riau dibangun dari uang rakyat dengan anggaran lebih dari Rp 1 triliun dan gedung menembak Rumbai Rp 50 miliar. Namun, kedua fasilitas olahraga itu kini kondisinya rusak berat. Salah satu penyebabnya dikabarkan karena utang Pemerintah Provinsi Riau dengan pelaksana proyek dua gedung itu masih belum dibayarkan lantaran tersangkut skandal korupsi.

Klasik
Stadion utama Riau dan gedung menembak Rumba adalah contoh kecil dari berbagai persoalan klasik di dunia olahraga Indonesia. Jangankan fasilitas olahraga, masalah sederhana seperti pengadaan peralatan atlet pun selalu menjadi persoalan tiap tahun ketika ingin mengikuti turnamen olahraga internasional.

"Sudah seharusnya atlet kita tidak lagi memikirkan peralatan. Ini sama seperti zaman saya ketika masih menjadi atlet dulu. Setiap ada yang datang kita menagih itu peralatan yang belum datang," ujar Chef de Mission Kontingen Indonesia, Taufik Hidayat, beberapa waktu lalu ketika meninjau persiapan atlet SEA Games.

Oleh karena itu, harus ada keseriusan dari pemerintah untuk dunia olahraga Indonesia. Tak elok rasanya meminta atlet berjuang demi martabat bangsa, jika kesejahteraan mereka dipandang sebelah mata. Tak elok pula rasanya meminta atlet bersemangat, jika mereka masih harus menjual medali untuk menopang biaya hidup yang makin berat.

Semoga di tengah berbagai keterbatasan dunia olahraga Indonesia, semangat ratusan atlet Merah Putih di SEA Games Singapura 2015 untuk meraih kemenangan tetap terjaga. Di pundak merekalah ratusan juta jiwa masyarakat Indonesia menyimpan asa agar dapat kembali menyaksikan Sang Saka berkibar tinggi di negeri tetangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FIFA Dorong Uji Coba Aturan Offside Baru, Perubahan Terbesar dalam 30 Tahun

FIFA Dorong Uji Coba Aturan Offside Baru, Perubahan Terbesar dalam 30 Tahun

Internasional
5 Fakta Atalanta Vs Leverkusen: Sejarah La Dea, Rusaknya Rekor Xabi Alonso

5 Fakta Atalanta Vs Leverkusen: Sejarah La Dea, Rusaknya Rekor Xabi Alonso

Liga Lain
Hattrick di Final Liga Europa, Ademola Lookman Cetak Sejarah

Hattrick di Final Liga Europa, Ademola Lookman Cetak Sejarah

Liga Lain
Hasil Atalanta Vs Bayer Leverkusen 3-0, La Dea Juara Liga Europa!

Hasil Atalanta Vs Bayer Leverkusen 3-0, La Dea Juara Liga Europa!

Liga Lain
Habis Degradasi, Vincent Kompany Menuju Bayern Muenchen

Habis Degradasi, Vincent Kompany Menuju Bayern Muenchen

Bundesliga
Link Live Streaming Atalanta Vs Bayer Leverkusen, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Atalanta Vs Bayer Leverkusen, Kickoff 02.00 WIB

Liga Lain
Aroma Duel Meksiko Vs Brasil Jelang Final Championship Series Liga 1

Aroma Duel Meksiko Vs Brasil Jelang Final Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Kesan Pemain Timnas Putri Indonesia Dilatih Satoru Mochizuki: Kelas Dunia…

Kesan Pemain Timnas Putri Indonesia Dilatih Satoru Mochizuki: Kelas Dunia…

Timnas Indonesia
Timnas Putri Indonesia Vs Singapura, Satoru Mochizuki Buta Kekuatan Lawan

Timnas Putri Indonesia Vs Singapura, Satoru Mochizuki Buta Kekuatan Lawan

Timnas Indonesia
Inter Milan Resmi Ganti Pemilik Setelah Suning Gagal Lunasi Pinjaman

Inter Milan Resmi Ganti Pemilik Setelah Suning Gagal Lunasi Pinjaman

Liga Italia
Buta soal Indonesia, Kini Rivera Ukir Nama Jadi Legenda Madura United

Buta soal Indonesia, Kini Rivera Ukir Nama Jadi Legenda Madura United

Liga Indonesia
Pesan Ronaldo Usai Kroos Pensiun: Terima Kasih, Terbaik untuk Anda...

Pesan Ronaldo Usai Kroos Pensiun: Terima Kasih, Terbaik untuk Anda...

Liga Spanyol
Satoru Ingin Naturalisasi Pemain di Timnas Putri, Claudia Siap Belajar

Satoru Ingin Naturalisasi Pemain di Timnas Putri, Claudia Siap Belajar

Timnas Indonesia
Harga Tiket Persib Vs Madura United di Final Championship Series Liga 1

Harga Tiket Persib Vs Madura United di Final Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Gregoria Fokus Jaga Fisik dan Mental Jelang Olimpiade Paris 2024

Gregoria Fokus Jaga Fisik dan Mental Jelang Olimpiade Paris 2024

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com