"Dengan uji coba di Sentosa, atlet tidak hanya memperoleh kesempatan mengenal lapangan, mereka juga bisa langsung merencanakan permainan untuk pertandingan yang sebenarnya," kata Ari.
Netty mengatakan, hingga saat ini mereka yang menjadi pengurus di Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) belum ada yang mengerti dengan detail kebutuhan tim golf untuk tampil dalam ajang multicabang. Akibat ketidaktahuan tersebut, beberapa keputusan dibuat tidak sesuai kebutuhan. Salah satunya ketika mereka menetapkan jumlah pegolf yang akan mengikuti pelatnas SEA Games.
Dikatakan Netty, Satlak Prima hanya melihat pada perolehan medali SEA Games sebelumnya, yaitu SEA Games 2013. Ketika itu, tim golf Indonesia hanya mendapat satu perunggu. Itu sebabnya, semula tim golf Indonesia hanya terdiri dari dua pegolf putra dan satu pegolf putri.
"Tetapi, setelah kami jelaskan secara rinci model permainan beregu ataupun perorangan, baru mereka mau memenuhi permintaan kami. Itu pun minus pemain cadangan. Padahal akan lebih baik kalau ada lima pegolf putra dan empat pegolf putri yang mengikuti pelatnas agar setiap tim ada pemain cadangannya," kata Christine.
Seperti cabang lainnya yang atletnya kerap terlambat menerima uang saku, atlet golf mengalami hal yang sama. Beberapa perangkat dan sarana latihan pun, menurut Christine, dibiayai PB PGI.
"Termasuk menyediakan dua pelatih yang kami datangkan dari Australia. Ketua PB PGI tidak hanya menyiapkan pegolf Indonesia untuk ke SEA Games Singapura, tetapi sudah memperhitungkan persiapan pegolf Indonesia untuk tampil di Asian Games Indonesia 2018," kata Christine. (NIC)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.