"Dari pertandingan di Austria sebenarnya kami merasa agak ragu-ragu di lapangan, seperti yang enggak yakin sama diri sendiri. Hanya untungnya di Austria mungkin lawannya masih di bawah kami levelnya," kata Edi.
"Di babak pertama Jerman Terbuka (Rabu) kami lawan pemain Rusia, kami menang rubber game. Padahal di Austria Terbuka kemarin kami bisa menang straight game. Kami merasa mainnya kayak enggak seratus persen yakin, mainnya ragu-ragu," tambah Edi.
Bermain hampir satu jam, Edi/Gloria seperti tak mampu mengembangkan permainan pada gim pertama. Berhasil memenangi gim kedua, pasangan muda ini kembali kehilangan konsentrasi, terutama setelah dua kali servis Gloria di-fault wasit.
"Gim kedua sebenarnya kami sudah dapat pola permainan yang enak. Hanya pas di gim ketiga kami merasa wasit enggak adil. Servis Gloria dua kali di-fault, padahal Gloria tidak melakukan servis yang berbahaya. Sementara lawan beberapa kali nyolong, enggak dapat peringatan apa-apa dari wasit," keluh Edi.
Hasil ini membuat rekor pertemuan Edi/Gloria dan Chan/Tse menjadi 0-3. Pertemuan sebelumnya terjadi di Taiwan Terbuka 2014, di mana Edi/Gloria kalah 16-21 dan 21-23.
"Ke depannya kami harus mengontrol emosi, menjaga stamina, dan menjaga hawa pertandingan. Jangan mudah terpengaruh sama keputusan wasit yang mungkin merugikan kami," kata Gloria.
Pada pertandingan ganda campuran lainnya, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti berhasil mengalahkan Fran Kurniawan/Komala Dewi, 21-12 dan 21-18. Ronald/Melati melaju ke perempat final dan akan menghadapi unggulan pertama asal Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.