Mau bersepeda lewat trek Kintamani, Kabupaten Bangli, dengan panorama Gunung Api Batur; trek keliling Ubud, Kabupaten Gianyar, dengan pemandangan persawahan; atau menyusuri trek menantang nan terjal di Mengwi, Badung? Mau cross country atau downhill, semua ada di Pulau Dewata!
”Menikmati Bali dengan sepeda berbeda sensasinya dibanding bermobil. Detail kultur Bali bisa lebih dinikmati. Kita bisa blusukan. Soalnya, kalau lewat jalan-jalan besarnya tertutup produk-produk modern,” kata Rivo Pamudji, penggemar sepeda asal Jakarta. Alam nan cantik dan jalur yang apik dengan kontur geografis yang menantang ada. Tingginya animo para penggowes untuk mencoba trek di Bali bisa ditandai dengan banyaknya penawaran dari penyedia jasa bersepeda di Bali. ”Pulau Dewata itu luar biasa. Saya tak mau Bali jadi biasa saja di mata para penggila sepeda,” ujar I Wayan Sujana (38), pemilik Bali Bike-Baik Tours, di Banjar Laplapan, Ubud. Ia berupaya menyediakan perjalanan yang menyenangkan dari sisi keindahan alam, keramahtamahan, dan aktivitas masyarakat lokal.
Menurut Sujana, trek-trek bersepeda yang mengedepankan panorama lewat pematang di tengah sawah atau menyusuri jalan pedesaan banyak tersedia. Panjang trek rata-rata 20 km ditempuh sekitar 5 jam.
Anak Agung Sagung Ayu Pranita Dewi (29), pemilik Infinity Mountainbiking di Kerobokan, tak mau sembrono memilih trek. Ia benar-benar mencari jalur sesuai permintaan tamunya.
Nita mengawali usaha tur sepedanya setahun lalu dengan delapan sepeda gunung. Ia pun membedakan kegunaan sepeda yang disesuaikan tinggi badan tamunya. Tamu mendapatkan pengalaman menarik, pinjaman sepeda, dan asuransi. Harga untuk berwisata sepeda bervariasi, mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 850.000 per orang, bergantung pada paket yang dipilih.
Berbeda dengan Sujana dan Nita, Dodi Permana (38), pria asal Jakarta ini membuka usaha karena pengalaman dan hobinya berkeliling. Awalnya, Dodi hanya hobi bersepeda dengan menjajal sejumlah trek di Bali, Bromo (Jawa Timur), hingga ke Kalimantan. Karena dinilai punya prospek, ia pun menjajal promosi tur bersepeda di Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Subiksu mengatakan, wisata sepeda beberapa tahun terakhir menjadi alternatif. Bali pun mulai dipercaya menjadi tuan rumah sejumlah lomba bersepeda. Ia berharap wisata sepeda di Bali mampu menjadi daya tarik alternatif.
”Saya senang bersepeda di Bali karena bisa melihat pemandangan yang tak ada di negara saya. Pastinya, saya ingin mengulanginya lagi,” ujar Laura Huijsmans (50), asal Belanda.