Pada hari terakhir, Rifat dan semua pereli lain harus menempuh lima SS. Medan yang harus dilalui adalah jalanan di sekitar peternakan yang relatif datar, bukan jalanan pegunungan yang naik turun dan berliku-liku.
Rifat mengawali lima SS terakhir itu di posisi keempat, di belakang David Higgins, Ken Block, dan Sterckx. Rifat terpaut 24 detik dari Sterckx.
Karena ingin naik ke podium, pebalap yang disponsori Pertamina itu langsung tancap gas di SS13, yang digelar di kawasan Straveout Hillclimb. Medan yang relatif datar memungkinkan Rifat bermanuver dan akhirnya finis 10 detik lebih cepat dari Sterckx. Namun, Rifat masih terpaut 14 detik dan tertahan di posisi keempat.
Pereli berusia 34 tahun itu kembali memacu mobilnya dengan sangat cepat di SS 14. Rifat mengaku dapat mencapai kecepatan tertinggi di SS14 karena tidak ada rintangan yang terlalu berat di kawasan itu.
Hasilnya, Rifat mampu merebut posisi ketiga dari Sterckx. Catatan waktu Rifat 2,9 detik lebih cepat dibanding Sterckx.
Setelah menjalani servis, Rifat kembali berjuang untuk mengamankan posisinya di SS15 dan SS16. Rifat kembali memacu mobilnya dengan sangat cepat agar dapat menambah selisih waktu dari Sterckx.
Taktik itu berhasil membuat Rifat memperlebar selisih waktu menjadi 40,6 detik dan podium hampir di depan mata.
Pecahnya ban mobil yang dikendarai Rifat di SS17 sempat menimbulkan kekhawatiran. Namun, perjuangan yang dramatis membuat podium masih dapat direbut Rifat.
”Ini merupakan kebanggaan besar, bagi saya dan seluruh rakyat Indonesia, karena hari ini kita bisa membuktikan bahwa Indonesia mampu berprestasi pada dunia reli di Amerika Serikat,” kata Rifat.