Tentang Asian Games Remaja 2021 yang dipercayakan OCA kepada Indonesia, sebaiknya kita tidak perlu gembira. Bahkan, kalau masih mungkin, dikembalikan saja kepada OCA.
Sudah banyak contoh di negeri ini, juga di negeri lain, acara atau pertandingan olahraga bagi remaja kurang diminati masyarakat. Pertandingan sepak bola yang sangat populer di negeri ini pun belum tentu menyedot banyak penonton kalau yang tampil remaja 18 tahunan.
Padahal, AG Remaja 2021 sudah pasti akan membutuhkan pembangunan sejumlah infrastruktur baru, apalagi kalau tetap digelar di Surabaya yang masih minim sarana dan prasarana olahraga. Biayanya pasti sangat besar sehingga jangan-jangan hanya akan menjadi beban bagi pemerintah pusat maupun provinsi periode berikutnya.
Pekan olahraga internasional yang kini perlu kita dukung adalah Islamic Solidarity Games (ISG) III/2013 di Pekanbaru, Riau. Barangkali di sanalah kita akan bisa memetik kemenangan, minimal dalam mempromosikan Riau kepada atlet dan ofisial dari 57 negara peserta.
Namun, itu pun dengan sejumlah catatan. Sebab, pemerintah pusat tampaknya tidak cukup mendukung dengan hanya membantu dana Rp 200 miliar alias tak sampai separuh dari permintaan KOI dan Pemerintah Provinsi Riau yang Rp 554 miliar. Beberapa organisasi anggota KOI/KONI kabarnya juga enggan mengirimkan atlet terbaik ke ISG 2013.
Mereka beralasan, ISG yang merupakan program olahraga Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tidak berada di bawah perlindungan IOC. ”Kami takut atlet kami nanti dihukum IOC,” kata B Chaidir, salah satu pengurus teras PB PASI (atletik). Alasan lain Chaidir, gerakan olimpiade tak mengenal
Namun, Rita membantah. ”Apa bedanya ISG dengan Commonwealth Games yang hanya boleh diikuti negara bekas jajahan Inggris? ISG juga terbuka bagi atlet non-Muslim. Arab Saudi, tuan rumah ISG I/2005, terbukti tak mendapat hukuman apa pun dari IOC,” katanya.
Kelihatannya KOI, KONI, dan semua organisasi anggotanya perlu segera membahas tuntas kasus ISG ini. Namun, pasti, kita tak akan mengikuti jejak Iran yang mendadak membatalkan kewajiban sebagai tuan rumah ISG II/2009