Sementara di Asia, penyelenggara kejuaraan maraton masih terbatas di Jepang, China, Korea Selatan, serta Uni Emirat Arab di Timur Tengah.
Singapura yang merupakan negara pulau masih dapat berbangga diri karena bisa menjadi tuan rumah untuk menggelar kejuaraan maraton IAAF berlabel emas.
Secara tidak langsung, sudah dapat terlihat bahwa kota-kota yang menjadi penyelenggara kejuaraan maraton ini jauh lebih baik pelayanan masyarakatnya dibandingkan dengan yang
Kota-kota itu juga bukan hanya menjadi penyelenggara sekali kemudian menghilang. New York, misalnya, sudah menjadi tuan rumah sejak 1970.
Bagaimana dengan Jakarta yang kadang ”mengaku” sebagai kota metropolitan? Mampukah Jakarta menjadi penyelenggara kejuaraan maraton? Untuk memperoleh gengsi maraton, Jakarta tentu harus berbenah terlebih dahulu.