Sirkuit Marina Bay mengambil lintasan jalan-jalan umum, melewati gedung-gedung pencakar langit yang menjadi pusat perkantoran dan perbelanjaan. Alhasil, inilah yang menjadi senjata Iswaran untuk memperkokoh posisi penawarannya.
Untuk menggelar lomba tersebut, Pemerintah Singapura harus menutup distrik tersebut pada akhir pekan. Hal itu menyebabkan pengalihan arus lalu lintas yang berdampak pada kemacetan. Para pedagang dan pemilik toko pun kehilangan pembeli dan penghasilan pada hari itu.
Disebutkan, ongkos sebuah perhelatan GP Singapura adalah sekitar Rp 1,1 triliun. Sekitar 60 persen dari biaya tersebut ditanggung pemerintah.
”Saya tidak mengerti mengapa dia menyalahkan kami soal penutupan jalan dan penggunaan jalan itu sebagai sirkuit. Namun, akhirnya kami mencapai kata sepakat dan saya teramat senang,” ujar Ecclestone.
Tentu saja, Ecclestone menutup rapat nilai nominal dari kontrak barunya dengan Pemerintah Singapura. ”Seorang gentleman tidak patut bicara soal uang,” tutur dia diplomatis.
Tidak cuma Singapura yang mengeluhkan soal tingginya setoran kepada manajemen F1. Tahun 2008, pengelola GP China juga berencana untuk hengkang dari F1 karena beratnya dana setoran meski akhirnya China melanjutkan komitmennya sebagai tuan rumah penyelenggara.
Tahun ini ada tiga sirkuit yang belum memastikan komitmen mereka untuk tetap menjadi tuan rumah pada seri 2013. Ketiganya adalah New Jersey yang menjadi seri Amerika, Jerman, dan Korea Selatan.