”Tanggung jawab besar ada pada setiap pengprov untuk menentukan masa depan bulu tangkis Indonesia. Karena itu, mereka harus melihat kepentingan yang lebih besar daripada sekadar menerima uang atau dijanjikan mendapatkan sesuatu dari salah satu calon yang maju,” katanya.
Pensiunan TNI bintang tiga itu menambahkan, tantangan PBSI ke depan sangat berat. Karena itu, dibutuhkan pemimpin yang cakap, tegas, taktis, dan profesional.
”Tidak harus dari TNI. Siapa pun bisa menjadi ketua umum, yang penting kompeten dan sangat paham menjalankan organisasi. Para calon juga tidak perlu sungkan atau malu jika nanti harus bersaing dengan calon dari TNI atau Polri dalam munas. Yang dibutuhkan adalah orang yang bisa mengangkat kembali bulu tangkis Indonesia,” kata Suryadi.
Mengenai prestasi bulu tangkis saat ini, Suryadi mengatakan sangat prihatin dan berharap ada pembelajaran untuk perbaikan. Karena itu, pengurus lama harus memaparkan pertanggungjawaban terhadap pencapaian dan kegagalannya.
”Ukuran berhasil atau tidak bisa dilihat dari pencapaian target dan program yang dicanangkan sebelumnya. Kegagalan di Olimpiade London 2012 tentu juga harus dipertanggungjawabkan karena untuk pertama kalinya Indonesia gagal meraih medali dan mempertahankan tradisi emas yang sudah berlangsung sejak 1992,” kata Suryadi.