Dengan hasil ini, Subhan langsung naik dari posisi keempat ke posisi ketiga klasemen sementara, menggusur Marcos Ligato (Argentina). Kosciuszko naik dari urutan kedua menjadi pertama, menggusur Guerra yang dominan di hari pertama.
Di SS9 Arena Panzerplatte sejauh 46,54 kilometer, Subhan berharap hujan turun karena masih menggunakan ban lunak. Namun, hujan tidak turun.
Subhan yang tidak ingin bannya rusak di tengah jalan memilih mengatur kecepatan yang masih aman. Di etape khusus ini, Kosciuszko menjadi yang tercepat dan diikuti Guerra.
Subhan menempati urutan ketiga sehingga posisi di klasemen sementara belum berubah. Catatan waktu Subhan sampai SS9 terpaut empat menit 23,6 detik di belakang Kosciuszko dan dua menit satu detik dari Guerra.
”Saya akan terus berjuang untuk mempertahankan posisi ini dan, jika memungkinkan, untuk naik lagi,” kata Subhan.
Pereli Indonesia lainnya, Rifat Sungkar, juga mengikuti ajang yang sama di kategori World Rally Class. Rifat mengantisipasi licinnya jalanan di SS7 dengan ban lunak. Namun, ban belakangnya pecah setelah menabrak trotoar kecil di tikungan konde. Rifat memaksa diri dan menyelesaikan SS7 dengan 22 menit 31,1 detik. ”Kami sudah mengantisipasi jalan licin dengan ban lunak. Namun, kami cukup kaget saat ban pecah karena menghantam trotoar,” kata Rifat.
Di SS6, pereli tim Fastron World Rally Team itu kembali memacu mobilnya sambil meningkatkan kewaspadaan. Rifat akhirnya finis dengan waktu enam menit 30,7 detik.
Rifat masuk ke pusat servis Binkerfield sebelum berlaga di SS9. Selain jalanan yang masih licin, banyaknya batuan beton tank-stopper, SS yang bertempat di area pelatihan militer Baumholder juga menjadi hambatan bari para pereli. Rifat kembali memilih ban lunak yang dapat digunakan untuk manuver cepat. Pemilihan ini tepat karena Rifat berhasil melaju dengan selamat dan menyelesaikan SS9 dengan waktu 31 menit 51,5 detik.
Dengan hasil ini, Rifat dan navigator Scott Beckwith menempati uruan kedua di World Rally Class.