Keberuntungan terus berlanjut karena di final mereka tidak bertemu andalan China, Xu Chen/Ma Jin. Unggulan kedua ini dikalahkan pasangan Denmark peringkat keenam dunia, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl.
Penampilan pasangan Denmark ini sedang bagus karena sepekan sebelumnya tampil sebagai juara di Jerman. Namun, buat Tontowi/Liliyana, tetap akan lebih mudah menghadapi mereka di final dibandingkan harus menghadapi Xu/Ma, yang sudah tiga kali mengalahkan mereka dari empat kali pertemuan.
Momentum gelar juara pun mereka dapatkan karena pasangan Denmark justru tampil lebih tegang di final. Mereka tidak dapat mengontrol permainan yang akhirnya dimanfaatkan dengan baik oleh Tontowi/Liliyana untuk menjadi juara.
Hasil ini semestinya menjadi modal yang bagus untuk menuju olimpiade. Sekarang tinggal bagaimana mereka menjaga konsistensi permainan sambil berharap adanya momentum yang sama, seperti yang mereka peroleh di All England.
Di tunggal putra, keberhasilan Dionysisus Hayom Rumbaka dan Taufik Hidayat menembus babak perempat final menunjukkan sebuah harapan. Namun, untuk bisa meraih hasil lebih di olimpiade tampaknya akan sulit. Kemungkinan serupa juga berlaku di nomor lain, termasuk ganda putra.(GatOT Widakdo)