"Selama musim lalu, kami juga menginvestigasi banyak hal tentang motor RC212. Dan kadang-kadang saya berpikir kami harus mengikuti tipe motor Honda - atau tipe mesin Honda....
"Tetapi pada akhirnya, saya mencapai keputusan bahwa ini tidak benar.
"Kami tidak bisa membuat sebuah motor Honda; Yamaha hanya bisa membuat sebuah motor Yamaha. Itulah kesimpulanku. Kami harus membuat Yamaha yang lebih lagi, dan harus melangkah dengan sasis dan mesin kami."
Nah, tentang filosofi yang kontras antara Yamaha dan Honda, Dovizioso punya komentar. Mantan juara GP Inggris memberikan pernyataan tersebut saat uji coba resmi pra-musim di Sepang.
"Yamaha benar-benar berbeda, karena filosofi Yamaha dan Honda dari sejarahnya selalu berlawanan: Honda mencoba untuk memiliki tenaga paling besar, dan Yamaha memiliki handling terbaik," ujarnya.
"Saya datang dengan mental Honda dan berusaha untuk menunggang Yamaha dengan cara lama, tetapi itu tidak bekerja. Jadi, saya harus mengubah, dan lap demi lap, terasa lebih baik."
Pernyataan Dovizioso ini tak berlebihan. Meskipun masih dalam kondisi belum fit 100 persen akibat cedera patah tulang selangka karena kecelakaan motorcross, Dovizioso mulai terlihat nyaman duduk di sadel M1. Buktinya, dia berada di peringkat ketiga saat uji coba resmi kedua dan terakhir di Sepang, yang membuatnya sebagai pebalap Yamaha dengan posisi tertinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.