Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dovizioso Bikin Yamaha Jadi "Yamaha Sejati"

Kompas.com - 09/03/2012, 19:18 WIB

KOMPAS.com - Tim Yamaha MotoGP sempat punya ide untuk mengikuti tipe Honda, baik dari segi mesin maupun motor. Akan tetapi, umpan balik dari Andrea Dovizioso, membuat tim asal Jepang tersebut mengurungkan niatnya, dan kini benar-benar menjadi Yamaha sejati.

Itulah yang diungkapkan bos Yamaha MotoGP, Masahiko Nakajima. Dia merasa Dovizioso, yang musim ini memperkuat Tech 3 Yamaha, memiliki peranan penting dalam menguatkan "pendirian" Yamaha yang sempat terombang-ambing.

Yamaha merengkuh tiga gelar sekaligus dalam rentang waktu 2008 hingga 2010, ketika mereka menjadi juara dunia kategori pebalap, tim, dan pabrik. Dalam periode itu, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo meraih penghargaan individual sebagai juara dunia.

Namun, tahun lalu kesuksesan Yamaha itu terusik karena secara dramatis Honda membuat gebrakan yang membuat mereka nyaris tak tertandingi. Kehadiran Casey Stoner memberikan Honda gelar pertamanya di arena MotoGP sejak 2006, di mana motor RC212V tampil dominan. Sepanjang musim 2011, tim HRC meraih 13 kemenangan dari 17 seri.

Sementara itu Lorenzo harus rela kehilangan gelar yang diraihnya pada 2010. Pebalap utama Yamaha ini hanya mampu berada di posisi kedua dengan torehan tiga kemenangan, sedangkan rekan setimnya Ben Spies, cuma satu kali naik podium utama.

Posisi ketiga ditempati Dovizioso, yang mampu menggeser rekan setimnya di Repsol Honda, Dani Pedrosa, berkat performanya yang bagus pada seri terakhir di Valencia bulan November lalu. Sehari kemudian, Dovizioso pun langsung melakukan debutnya bersama Tech 3 Yamaha di sirkuit yang sama.

Kehadiran Dovizioso, yang merupakan seorang pebalap Honda sejak 2002 ketika masih berkompetisi di kelas 125 cc, memberikan kontribusi yang bagus. Pebalap Italia ini bisa memberikan masukan kepada para insinyur Yamaha, dengan memberikan perbandingan motor 800 cc antara dua tim Jepang itu, sebelum melakukan tes motor YZR-M1 1.000 cc.

Terakhir kali, seorang pebalap Repsol Honda yang pindah ke Yamaha adalah Valentino Rossi, pada tahun 2004.

"Ini adalah topik yang sangat menarik," ujar Masahiko, manajer umum Divisi Pengembangan Motorsport Yamaha, ketika ditanya tentang umpan balik ari seorang pebalap RCV.

"Di Valencia tahun lalu kami sudah mendapat banyak komentar dari Dovizioso. Komentar-komentarnya selalu membandingkan antara Yamaha dan Honda di trek itu.

"Selama musim lalu, kami juga menginvestigasi banyak hal tentang motor RC212. Dan kadang-kadang saya berpikir kami harus mengikuti tipe motor Honda - atau tipe mesin Honda....

"Tetapi pada akhirnya, saya mencapai keputusan bahwa ini tidak benar.

"Kami tidak bisa membuat sebuah motor Honda; Yamaha hanya bisa membuat sebuah motor Yamaha. Itulah kesimpulanku. Kami harus membuat Yamaha yang lebih lagi, dan harus melangkah dengan sasis dan mesin kami."

Nah, tentang filosofi yang kontras antara Yamaha dan Honda, Dovizioso punya komentar. Mantan juara GP Inggris memberikan pernyataan tersebut saat uji coba resmi pra-musim di Sepang.

"Yamaha benar-benar berbeda, karena filosofi Yamaha dan Honda dari sejarahnya selalu berlawanan: Honda mencoba untuk memiliki tenaga paling besar, dan Yamaha memiliki handling terbaik," ujarnya.

"Saya datang dengan mental Honda dan berusaha untuk menunggang Yamaha dengan cara lama, tetapi itu tidak bekerja. Jadi, saya harus mengubah, dan lap demi lap, terasa lebih baik."

Pernyataan Dovizioso ini tak berlebihan. Meskipun masih dalam kondisi belum fit 100 persen akibat cedera patah tulang selangka karena kecelakaan motorcross, Dovizioso mulai terlihat nyaman duduk di sadel M1. Buktinya, dia berada di peringkat ketiga saat uji coba resmi kedua dan terakhir di Sepang, yang membuatnya sebagai pebalap Yamaha dengan posisi tertinggi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com