Bagi Djokovic, memenangi Australia Terbuka tahun 2011 dan 2012 adalah bukti dirinya makin matang. Ia memenangi Australia Terbuka 2008 dan hingga tahun 2010 belum pernah lagi memenangi grand slam. Tahun 2011 adalah kebangkitan Djokovic.
”Jujur, saya kini dewasa sebagai petenis. Saya merasa ketika saya mulai yakin berada di lapangan dan bisa memenangi laga utama. Rafa dan Roger adalah dua pemain yang sangat dominan selama tujuh atau delapan tahun. Sangat sulit bisa mengambil titel dari mereka. Mereka berdua tidak akan memberikan gelar itu dengan cuma-cuma, kita harus merebutnya,” tutur Djokovic.
Djokovic menjadi orang kelima dalam sejarah laga tenis terbuka—dimulai pada tahun 1968— yang mampu memenangi tiga grand slam dalam satu musim. Rod Laver, Pete Sampras, Federer, dan Nadal telah mencapainya. Dari kelimanya, hanya Laver yang pernah memenangi empat titel—atau semua gelar juara grand slam—dalam satu musim.
Australia Terbuka 2012 adalah langkah awal bagi Djokovic dan Nadal untuk bisa menyamai rekor Laver jika gelar tiga grand slam berikutnya juga direbut.
Sharapova diunggulkan
Di final putri Sabtu ini, Maria Sharapova lebih diunggulkan dibandingkan dengan Victoria Azarenka. Usia Sharapova lebih tua dua tahun daripada Azarenka, tetapi Sharapova lebih berpengalaman. Ini menjadi final grand slam keenam bagi Sharapova. Namun, Azarenka menolak jika pengalaman Sharapova ini menjadi kunci kemenangannya di final.
”Di final, semua bisa terjadi, ini level yang berbeda di sebuah turnamen. Itu adalah pertarungan untuk memberikan semua yang kita punya, juga sebaik apa kita bisa mengatur kekuatan kita. Saya tahu permainan Sharapova, dia juga tahu permainan saya. Namun, saya rasa final nanti akan berbeda, mungkin kami akan memakai pendekatan yang berbeda. Tentu tidak akan mudah untuk menang,” tutur Azarenka.