Jakarta, Kompas -
Servis keras dan pukulan ground stroke David mampu
Setelah tidak ada break point dan kedudukan sama kuat 6-6, set pertama harus diselesaikan dengan tie break. Keberuntungan ada di pihak David. Dia kemudian memenangkan set pertama dengan keunggulan tie break 7/5.
Pada set kedua, David justru kehilangan konsentrasi. Akibatnya, permainannya tidak sebagus di set pertama dan takluk dengan mudah 1-6.
Pertandingan kembali berlangsung sengit di set penentuan. Christoper sempat membuat break point untuk membuat kedudukan 3-2. Namun, di gim delapan, giliran David yang membalas untuk membuat kedudukan menjadi 4-4. Dengan servis di tangan, David meraih poin tambahan menjadi 5-4.
Beruntung Christoper bisa menyamakan kedudukan menjadi 5-5 setelah melalui tiga kali deuce. Kedua petenis akhirnya kembali harus memainkan tie break setelah kedudukan sama kuat 6-6.
Berbeda dengan set pertama, kali ini keberuntungan berada di tangan Christoper. Pukulan backhand menyilang David melebar ke luar lapangan yang memastikan kemenangan lawannya.
Secara keseluruhan, penampilan mereka cukup menghibur penonton. Sayangnya, permainan mereka sempat dinodai beberapa keputusan kontroversial wasit yang tidak dibantu hakim garis yang jumlahnya komplet.
Di final, Christoper akan menghadapi Albert Sie yang pada pertandingan semifinal lainnya sukses mengalahkan Aditya Hari Sasongko 6-1, 6-4.
”Kemenangan ini lebih karena faktor mental. Kekuatan mental saya sempat menurun signifikan apalagi setelah SEA Games. Pertandingan ini akan meningkatkan kekuatan mental saya. Saya akan lebih kuat dari hari ini saat melawan Elbert,” kata Christoper.