Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Vettel di Suzuka

Kompas.com - 08/10/2011, 05:34 WIB

Oleh Caesar Alexey

Pebalap Jerman Sebastian Vettel dan tim Red Bull Racing adalah kombinasi sempurna pada balapan F1 musim 2011 ini. Dari 14 seri yang sudah digelar, Vettel memenangi sembilan seri di antaranya. Dia memuncaki klasemen dengan 309 poin atau 124 poin di atas lawan terdekatnya, Jenson Button. 

Dengan sisa lima seri, hanya keajaiban yang bisa membuat Vettel gagal merebut gelar juara dunia kedua kalinya. Keajaiban itu mungkin terjadi jika Vettel absen atau mengalami kecelakaan yang tidak memungkinkannya mengikuti lima lomba secara berturut-turut. Bersamaan dengan itu, Jenson Button harus memenangi kelima seri dan mengumpulkan 125 poin.

Menilik statistik hasil dan penampilan Vettel sepanjang musim ini, keajaiban semacam itu hampir mustahil. Selain memenangi sembilan seri, Vettel juga menjadi runner-up empat kali dan hanya sekali tidak naik podium pada seri Jerman.

Vettel hanya perlu tambahan satu poin untuk memastikan dirinya menjadi juara dunia. Artinya, jika Vettel finis di urutan kesembilan dan merebut dua poin, juara dunia 2010 itu akan mempertahankan mahkota juaranya di musim 2011. Siapa pun yang juara di Sirkuit Suzuka, Jepang, pesta bagi Vettel untuk merayakan gelar juara tidak akan terhalangi.

Namun, Vettel mengaku tidak ingin menjadi juara dunia dengan minimalis. ”Saya merasa mampu mencetak poin yang dibutuhkan, tetapi saya harus benar-benar merebutnya. Dengan perlombaan yang sudah saya jalani, merebut poin terakhir seharusnya bukan problem besar. Namun, gelar juara belum di tangan, kecuali jika sudah benar-benar direbut,” kata Vettel, Rabu (5/10) di London.

Vettel belajar dari pengalaman para juara yang pernah gagal meraih gelar hanya karena lengah. Vettel juga mengalami pengalaman yang mirip saat merebut gelar juara musim 2010.

Menjelang seri terakhir musim 2010, Fernando Alonso memimpin klasemen dengan 246 poin, disusul Webber 238 poin, dan Vettel dengan 231 poin. Alonso calon kuat juara, tetapi Vettel yang juara dunia setelah seri terakhir digelar. ”Tidak ada pesta apa pun sampai saya benar-benar juara dunia. Kami (tim Red Bull) terus berusaha keras untuk menang, dan tak akan bersantai,” kata Vettel.

Jika juara di Suzuka, Vettel menjadi pebalap ketiga dalam 10 tahun terakhir yang juara pada beberapa seri sebelum kompetisi berakhir. Michael Schumacher yang membela tim Ferrari memastikan diri menjadi juara dunia di seri ke-12 dari total 18 seri. Alonso di tim Renault juga mengunci gelar pada 25 September 2005 saat kompetisi berakhir akhir November.

Dominasi Red Bull dan Vettel sudah terlihat sejak digelarnya seri Australia sebagai pembukaan musim 2011. Saat semua tim lain menggunakan Kinetic Energy Recovery System (KERS) untuk menambah tenaga saat mendahului di lintasan lurus, tim Red Bull unggul jauh tanpa sistem itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com