Ditambahkan, atlet tak dibebani target berlebihan dalam SEA Games nanti. ”Kalau bisa samakan dengan di SEA Games Laos 2009, tujuh medali emas. Kalau ternyata bisa lebih dari itu patut disyukuri,” katanya.
Pelatih lari jarak jauh dan maraton, Pikouli, menyampaikan, dirinya optimistis tim nasional bisa meraih emas pada nomor lari 5.000 dan 10.000 meter seperti halnya di SEA Games Laos.
Pikouli juga optimistis, nomor maraton bisa menyumbangkan emas, walaupun pasca-SEA Games Laos 2009, atlet pelatnas belum pernah mengikuti lomba. ”Saat SEA Games 2007, maraton dapat emas. Ketika di Laos, Yahuza hanya dapat perak karena ketika di bandara kakinya tertabrak troli. SEA Games tahun ini saya optimistis dapat emas lagi,” kata Paulus.
Sementara itu, tim sepatu roda kemungkinan besar baru bisa menjajal lintasan di Palembang pada lomba uji coba, 14-16 Oktober. ”Kami seperti bukan tim tuan rumah karena harus beradaptasi secara cepat di lintasan pertandingan,” kata Fitra Tara Mizar, Komandan Pelatnas Sepatu Roda, di Bandung.
Hingga kini latihan masih dilakukan di lintasan sepatu roda Taman Saparua, Bandung, akibat belum rampungnya lintasan SEA Games di Palembang.
Dia menuturkan, kondisi terakhir yang diketahui, pengerjaan lintasan baru mencapai 50 persen. Lintasan yang belum rampung terutama untuk banked track yang baru rampung dinding di luar lintasan. Tetapi, pengecoran beton belum selesai.
Satu-satunya keunggulan Indonesia, lanjut Mizar, adalah bisa mengetahui komposisi pemain lawan yang sudah bakal masuk akhir September ini. Sehingga, tim Indonesia bisa mengatur strategi maupun pesepatu roda yang diturunkan.
Hingga kini, pelatnas sepatu roda sudah mencapai formasi 100 persen, yang terdiri atas