Sukses itu membuat tim estafet 4 x 400 meter putra AS tercatat 10 kali tampil sebagai juara di Kejuaraan Dunia Atletik. Mereka juara tahun 1987, 1993, 1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, dan 2011. Meskipun meraih medali emas, catatan waktu tim AS belum menyamai rekor nasional AS yang 2 menit dan 54,29 detik.
Bahkan, sedikit tertinggal dari pencapaian terbaik mereka sebelumnya yang 2 menit dan 58,82 detik.
Peraih perak nomor estafet 4 x 400 meter putra adalah Afrika Selatan dengan catatan waktu 2 menit dan 59,87 detik. Kuartet Afsel beranggotakan Shane
Sementara itu, Jamaika finis ketiga dengan waktu 3 menit dan 0,10 detik. Kuartet Jamaika terdiri atas Allodin Fothergill, Jermaine Gonzales, Riker Hylton, dan Leford Green.
Green yang menjadi pelari jangkar di tim Jamaika mengakui, bebannya sangat berat menjadi pelari terakhir.
”Akan tetapi, itulah tugas yang harus saya emban. Kami mempersembahkan medali. Saya menyadari, lawan kami menyusul dari belakang,” katanya.
Selain dari nomor estafet 4 x 400 meter, kontingen AS juga menambah medali emas dari nomor lompat jauh putra. Dwight Phillips meloncat sejauh 8,45 meter pada lompatan ke dua.
Medali perak dan perunggu menjadi milik Mitchell Watt (Australia) dengan pencapaian 8,33 meter dan Ngonidzashe Makusha (Zimbabwe) dengan lompatan sejauh 8,29 meter.
Memasuki hari kedelapan, Sabtu (3/9) ini, berlangsung final sembilan nomor, termasuk nomor lari 200 meter putra. Di nomor ini, pemegang rekor dunia nomor tersebut, Usain Bolt (Jamaika), akan tampil.
Bolt kemungkinan besar akan tampil sebaik mungkin setelah gagal meraih medali di nomor lari 100 meter putra. Dia didiskualifikasi karena mencuri start. Medali emas nomor tersebut jatuh ke rekan senegara Bolt, Yohan Blake, yang menjejak finis dengan catatan waktu 9,92 detik.