Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Emas dalam Keterbatasan

Kompas.com - 10/07/2011, 03:50 WIB

"Saya berterimakasih pada Menpora dan juga bagi pelatih, mudah-mudahan bisa meningkatkan semangat kita bersama, berbuat lebih baik di masa depan. Tuhan selalu bersama kita, berkeyakinan diri, optimis membangun masa depan lebih baik," kata Presiden.

Sederhana

Meski meraih emas olimpiade, para atlet berkebutuhan khusus itu tetap sederhana dan apa adanya. Meski telah memberikan persembahan nyata bagi bangsanya, permintaan mereka tidak muluk-muluk.

Arief, salah seorang atlet dari Sulawesi, hanya mengatakan bila mendapat hadiah berupa uang, maka akan digunakan untuk memasang listrik di rumahnya, karena saat ini aliran listrik belum terpasang.

Lain halnya dengan Komaruddin (16) asal Pekalongan Jawa Tengah, meski meraih tiga medali emas dari cabang bulutangkis, ia cukup puas dengan bersyukur bisa mengharumkan nama bangsa dan tidak mengharapkan apapun sebagai imbalannya. Bermain bulutangkis sejak kelas 4 SD, cita-cita Komaruddin hanyalah bisa menjadi atlet nasional bulutangkis dan bisa memberikan medali-medali lainnya bagi Indonesia.

"Saya ingin menjadi pemain hebatlah..",katanya.

Sedangkan Stephanie Handojo (19) atlet renang dan meraih emas pertama bagi kontingen Indonesia, hanya ingin bisa terus bermain piano sembari berlatih renang untuk mengasah kemampuannya. Siswi kelas 3 SMK Kasih Ananda, Kelapa Gading Jakarta itu, selain memiliki kemampuan renang juga pandai memainkan tuts piano.

"Saya paling suka renang dan main piano," katanya bersahaja.

Meski berkebutuhan khusus, namun prestasi yang mereka buktikan tidak sesederhana seperti apa yang menjadi keinginan mereka. Bagi mereka, kegiatan apapun akan dilakukan sebaik mungkin dengan tulus dan ikhlas, seikhlas Presiden dan Ibu Negara yang berfoto dengan mereka serta bersalaman dan sesekali tampak terharu dengan prestasi dan kesederhanaan anak-anak itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com