KOMPAS.com - Mereka duduk rapi di ruang tengah Istana Negara mengenakan seragam olahraga, ada yang tersenyum, ada yang bercanda dengan teman di sebelahnya dan ada pula yang terdiam sambil memandangi langit-langit salah satu Istana Kepresidenan Indonesia itu.
Mereka adalah para atlet nasional Indonesia berkebutuhan khusus yang tergabung dalam kontingen special Olympics Indonesia (SOINA) yang berlaga di Special Olympics World Summer Games XIII di Athena, Yunani 2011.
Kebahagiaan tergambar di wajah mereka karena sore itu bisa bertemu langsung dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Namun, yang merasa beruntung sore itu justru Presiden Yudhoyono dan Ani Yudhoyono.
"Apa yang dicapai oleh anak-anak kita sangat luar biasa, rasa terima kasih kami semoga ini menjadi catatan abadi, bisa dijaga dan dipertahankan," kata Presiden, saat menerima 46 atlet kontingen SOINA di Istana Negara Jakarta, Jumat (8/7/2011) sore itu.
Saat memberikan sambutannya, setidaknya hampir lima kali Presiden mengucapkan terima kasih dan rasa bangganya kepada anak-anak bangsa yang di tengah keterbatasan fisik, namun bisa memberikan sumbangan nyata bagi bangsanya.
"Saya ingin, siapapun di negeri ini bisa mendapatkan, peluang dan kesempatan serta ruang untuk berprestasi, menunjukkan yang terbaik, mengharumkan nama bangsanya, tidak boleh ada halangan apapun dari pemberian peluang itu, atlet penyandang tuna grahita kita, tidak kalah, segi capaian medali lebih baik dari kelompok lain yang tidak punya hambatan," tegas Presiden.
Tak hanya Kepala Negara, Ibu Ani Yudhoyono pun tampak senang bisa bertemu anak-anak berkebutuhan khusus namun berprestasi khusus itu. Sesekali ia tampak berbisik kepada Presiden, mungkin menyampaikan kekagumannya.
Prestasi 46 atlet SOINA itu memang luar biasa bila dibandingkan dengan atlet-atlet pelatnas yang berlaga di Olimpiade biasa. Kontingen Indonesia pada Special Olympics World Summer Games XIII turun pada tujuh cabang olahraga dari 22 cabang yang dipertandingkan. Tujuh cabang itu adalah sepak bola, bulu tangkis, renang, bocce, bola basket, tenis meja, dan atletik.
Enam dari 15 medali emas yang berhasil diraih, disumbangkan atlet dari cabang bulu tangkis yang di antaranya diraih oleh Komarudin (single), Komarudin/Alex Wiranata (ganda) dan Komarudin/Ati Hasyim (ganda campuran).
Setelah bulu tangkis disusul tenis meja dengan tiga emas, bocce dengan tiga emas dan renang juga dengan tiga emas. Emas renang direbut oleh Stephanie Handojo (DKI), Fitriani (Sulteng) yang keduanya merebut nomor 50 M gaya dada dan Christiaan H Sitompul (DKI) 50 M gaya bebas.