”Kami tahu kondisi Markis Kido tidak 100 persen, tetapi kami juga butuh dia untuk melapis pemain lainnya. Meski tanpa Hendra, Markis Kido bisa dipasangkan dengan pemain lain,” kata Ketua Umum PBSI Djoko Santoso.
Menurut Djoko, situasi ini sebenarnya hampir sama seperti babak penyisihan Piala Thomas di Thailand tahun 2010. Ketika itu Markis Kido tetap didaftarkan meski pasangannya, Hendra Setiawan, tidak bisa ikut karena sakit demam berdarah.
Ketika itu, Markis Kido dipasangkan dengan pemain nonpelatnas lainnya, Alvent Yulianto. Namun, bedanya, ketika itu stamina Markis Kido jauh lebih baik daripada yang dia rasakan saat ini.
Sebelumnya, Markis Kido menyatakan dia tidak siap tampil di Piala Sudirman. Selain karena pasangannya, Hendra Setiawan, cedera lutut, Markis Kido merasa staminanya tidak siap 100 persen. Peraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Hendra Setiawan itu juga mengaku konsentrasinya agak terbagi dengan persiapan pernikahannya bulan Juli mendatang.
”Saya dan Hendra tidak bisa. Daripada tidak bisa maksimal, lebih baik kasih kesempatan
Pelatih Markis Kido/Hendra Setiawan, Sigit Pamungkas, juga mengatakan, PBSI sebaiknya tidak terlalu memaksakan Markis Kido tampil.
”PBSI juga harus memahami kondisi ini. Saya yakin, tidak ada satu pemain pun yang bisa menolak membela negara walau dia sedang cedera atau tidak sehat. Akan tetapi, kalau dipaksakan juga, apa hasilnya bisa maksimal,” kata Sigit.
Tanpa Markis Kido/Hendra Setiawan, kekuatan Indonesia memang akan berkurang. Namun, PBSI memang perlu memberi kesempatan kepada pemain muda, seperti Bona Septano/Muhammad Ahsan, untuk menambah pengalaman. Sementara Alvent Yulianto atau Hendra AG bisa menjadi pelapis.
Juara Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat, juga menyarankan agar pemain-pemain muda diberi kesempatan untuk tampil pada Piala Sudirman yang akan berlangsung bulan depan di Qingdao, China.