Dengan demikian, Federer diprediksi akan melaju dengan mulus. Apalagi, mantan pemain nomor satu dunia ini mengaku dia sudah tidak punya beban lagi setelah juara di Perancis.
"Ini mungkin merupakan kemenangan terbesarku. Mungkin juga kemenangan ini yang akan melepaskan beban di pundak saya," kata Federer usai menjadi juara di Perancis Terbuka.
"Setelah ini, mungkin sampai akhir karier saya dapat bermain dengan damai dan tidak akan mendengar lagi ucapan saya merupakan juara yang tak pernah menjuarai Roland Garros."
Pernyataan itu menggambarkan bahwa Federer sudah puas. Tetapi dia tetap punya ambisi untuk meraih kemenangan di setiap turnamen yang diikuti, sekaligus mengambil kembali takhta sebagai pemain nomor satu dunia.
"Sekarang, saya akan ikut kejuaraan lapangan rumput, dan Wimbledon, dan kembali sebagai petenis nomor satu dunia. Itu adalah perasaan yang sangat fantastis," ujarnya.
Namun, tanpa Nadal bukan berarti Federer akan dengan mudah meraih gelar ke-15 di grand slam. Dua rival terberatnya--di samping para petenis lain yang tetap punya peluang mengalahkannya--, yakni Andy Murray dan Novak Djokovic, juga pasti ingin menghentikan lajunya.
Apalagi, Murray baru saja menjuarai AEGON Championships, Queen, yang merupakan turnamen pemanasan menjelang Wimbledon. Dan, kali ini dia juga akan bermain di hadapan publiknya.
"Saya pikir, saya bisa menang melawan satu dari mereka (Federer dan Nadal) di lapangan rumput," ungkap Murray sebelum Nadal menarik diri.
"Queen adalah salah satu indikasi untuk melihat sejauh mana para pemain mempersiapkan diri tampil di Wimbledon. Bagi saya, ini adalah persiapan yang sempurna," tambah Murray yang tidak akan bertemu Federer sampai final.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.