Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpati dan Kecaman atas Nasib Maria Sharapova

Kompas.com - 08/03/2016, 08:17 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Kalangan tenis dunia memiliki perbedaan pandangan dan reaksi atas kasus doping yang menimpa bintang tenis cantik, Maria Sharapova.

Sharapova dinyatakan positif mengonsumsi obat terlarang jenis meldonium saat mengikuti turnamen Grand Slam Australia Terbuka, Januari lalu. Ia kemudian mengaku mengonsumsi meldonium sejak 10 tahun lalu. Mulai 1 Januari 2016, meldonium masuk daftar doping terlarang oleh Asosiasi Anti-doping Dunia (WADA).

Meldonium berfungsi untuk mempercepat sirkulasi darah dalam tubuh. Secara medis, meldonium berperan untuk meningkatkan kapasitas aliran darah bagi pasien yang menderita jantung kronis. Pada akhirnya, meldonium juga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan para atlet.

Pengakuan Sharapova menimbulkan reaksi di kalangan komunitas tenis. Sebagian dapat menerima pengakuan Sharapova yang menyebut dirinya tidak mengetahui daftar obat terlarang terbaru yang dikeluarkan WADA untuk 2016 ini.

Namun, ada pihak yang menganggap pengakuan Sharapova hanyalah apologia untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya pada Australia Terbuka lalu.

Mantan bintang tenis Jennifer Capriati termasuk yang sinis terhadap pengakuan Sharapova. Melalui akun Twitter-nya, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini menyebutkan bahwa ia kecewa dengan pengakuan kesalahan yang dilakukan Sharapova.

"Saya sangat marah dan kecewa. Saya harus kehilangan karier karena cedera, tetapi menolak untuk melakukan kecurangan dalam bentuk apa pun. Saya memilih untuk menyerah dan menderita karena itu," tulis Capriati melalui akunnya, @JenCapriati.

"Saya tidak memiliki tim dokter yang lengkap dan mahal yang bisa membantu saya melakukan kecurangan dan mengakali sistem dan harus menunggu akhirnya terbongkar oleh ilmu pengetahuan," lanjutnya.

Jennifer Capriati merupakan salah satu petenis putri paling kontroversial dalam sejarah. Ia memulai debut sebagai petenis pro dalam usia 13 tahun 11 bulan pada 1990. Pada usia sangat muda itu, ia lolos ke final turnamen Grand Slam Perancis Terbuka dan menjadi petenis termuda yang masuk peringkat 10 besar dunia pada usia 14 tahun 235 hari.

Capriati mencapai puncak karier dengan meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 pada usia 16 tahun. Namun, kariernya kemudian meredup setelah terlibat serangkaian tindak kriminal, seperti mengutil barang di toko serta pemilikan mariyuana.

Pada 1996, Capriati kembali ke dunia tenis dan berhasil meraih gelar juara Grand Slam di Australia Terbuka (2001, 2002) dan Perancis Terbuka (2001). Karier Capriati harus berakhir pada 2002 karena serangkain cedera yang terus menderanya.

Saat memberi sambutan ketika dirinya masuk dalam Tennis Hall of Fame (2012), Capriati mengaku sangat menyakitkan harus meninggalkan karier karena cedera. "Sulit sekali meninggalkan tenis," kata Capriati saat itu dengan penuh emosi. "Rasanya seperti kehilangan seorang yang kita cintai atau kehilangan sebuah hubungan atau bagian dari diri anda. Saya butuh waktu untuk menerimanya."

Hal serupa ditunjukkan pelatih tenis ternama, Brad Gilbert. Melalui akunnya @bgtennisnation, Gilbert menyebut seharusnya tim Sharapova-lah yang bertanggung jawab atas nasib yang menimpa petenis asal Rusia tersebut. "Masih heran bahwa tidak seorang pun dari tim Shazza memeriksa daftar (obat) dari WADA. Pemain memang harus bertanggung jawab, tetapi ini juga kembali kepada timnya."

Sementara itu, legenda tenis Martina Navratilova (@martina) meminta semua pihak menahan diri sampai ada penjelasan dari pihak ITF dan Maria Sharapova. "Tahan diri semuanya--tentang Maria--saya tidak mengetahui faktanya. Saya harap ini memang kesalahan yang jujur, apalagi barang ini setahu saya masih legal hingga 2015."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Maarten Paes Usai Jadi WNI: Momen Besar, Ambisi Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Kata Maarten Paes Usai Jadi WNI: Momen Besar, Ambisi Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Timnas Indonesia
Deretan Fakta Irak, Lawan Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Deretan Fakta Irak, Lawan Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Timnas Indonesia
5 Hal Menarik dari Laga Liga Champions FC Bayern Vs Real Madrid

5 Hal Menarik dari Laga Liga Champions FC Bayern Vs Real Madrid

Liga Champions
4 Fakta Tambahan Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan

4 Fakta Tambahan Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan

Liga Indonesia
Perbasi Jakarta Segera Gelar Kompetisi Liga Basket Putri

Perbasi Jakarta Segera Gelar Kompetisi Liga Basket Putri

Olahraga
Hasil Bayern Vs Madrid: Drama 4 Gol dan 2 Penalti, Dua Raksasa Imbang

Hasil Bayern Vs Madrid: Drama 4 Gol dan 2 Penalti, Dua Raksasa Imbang

Liga Champions
Kesulitan Pelatih Persib soal Championship Series Liga 1 Ditunda

Kesulitan Pelatih Persib soal Championship Series Liga 1 Ditunda

Liga Indonesia
Link Live Streaming Bayern Vs Madrid, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Bayern Vs Madrid, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Timnas Indonesia
Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Liga Indonesia
Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Timnas Indonesia
PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

Liga Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Timnas Indonesia
Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com