JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang sudah siap melahap rute lari 100 kilometer setiap minggu?
Andaikan menjawab siap, Anda, kemungkinan besar bakal menjadi atlet marathon prestasi untuk Indonesia.
"Iya, salah satu syaratnya adalah berlari 100 kilometer setiap minggu," tutur Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor M Tanjung di sela-sela peluncuran Maybank Bali Marathon (MBM) 2018, Selasa (28/8).
(Baca: Maybank Bali Marathon 2018 Siap Digelar, Ini Jumlah Pesertanya)
Tigor, menjawab pertanyaan seputar pembinaan atlet lari marathon prestasi di Tanah Air mengemukakan hal ini.
Dalam pengamatannya, marathon prestasi termasuk cabang lari yang minim peminat.
"Kalau yang ikut serta lari marathon sih sekarang sudah banyak," tuturnya.
Menurut pengalamannya, pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON), jumlah peserta marathon kurang dari sepuluh orang.
"Padahal, provinsi kita kan ada 34 dan tiap provinsi diizinkan menyertakan 2 orang pelari marathon," ucap Tigor lagi.
Masih ada juga persyaratan internasional soal usia. Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) menetapkan bahwa untuk menjadi pelari marathon, usia seseorang paling minim 20 tahun.
"Masa emas (golden age) pelari marathon adalah di usia 25 tahun hingga 30 tahun," ujar Tigor menambahkan.
(Baca: Seru, Ada Pertarungan Juara vs Penantang Marathon di Bali!)
Catatan terkumpul oleh Kompas.com menunjukkan, nama mantan atlet marathon Indonesia Eduardus Nabunome masih tertoreh kian dalam lantaran belum ada seorang Indonesia pun mampu memecahkan rekor 2 jam 20 menit 17 detik milik pria asal Nusa Tenggara Timur ini.
Padahal, rekor itu dicetak pada 1995 pada perhelatan South East Asian (SEA) Games di Chiang Mai, Thailand pada 9 sampai dengan 17 Desember.