JAKARTA, Kompas.com - Keiua Umum KONI DKI terpilih, Dody Rahmadi Amar berharap dukungan penuh dari pengurus cabor untuk mengejar target menjadi juara umum PON 2020 di Papua.
Dody yang terpilih jadi ketum 2017-2021 pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorporv) XI/2017, Sabtu (29/4/2017) lalu, menyebut menjadi juara umum kembali pada PON merupakan misi besar bukan hanya pada para pengurus KONI namun juga pengurus cabor.
"Karena itu saya berharap pengurus cabor merupakan orang-orang yang mengerti benar pada cabang yang dipimpinnya. Akan lebih baik bila mereka orang yang sudah berpengalaman di cabang tersebut," kata Dody saat dihubungi, Selasa (02/05/2017).
"Para pengurus cabor adalah mereka yang menjadi ujung tombak pada rekrutmen dan pola pembinaan atlet. Jadi soal suplai atlet, pembinaan dan pengembangannya sepenuhnya menjadi hak dan tanggungjawab mereka," ungkapnya lagi. "Tugas KONI adalah menyediakan kemudahan agar mereka bisa melaksanakan fungsi tersebut. Bisa dalam bentuk pendanaan mau pun regulasi yang berhubungan dengan stakeholder lainnya seperti eksekutif dan legislatif DKI."
Dengan pengalamannya di kepengurusan FORKI DKI, Dody mengaku akan membantu pengembangan pengprov cabor melalui pelatihan di bidang manajemen HR atau SDM, regulasi, pembinaan prestasi serta pengaturan anggaran. "Karena itulah saya akan menerapkan pada kepengurusan yang berdasar pada kompetensi masing-masing di bidangnya. Bisa itu berdasar cabornya, atau pada bidang pekerjaan yang dikuasainya."
Dody mengaku optimistis misi besar kembali menjadi juara umum PON dapat tercapai pada 2020. "Kami menekankan pada cabor untuk tidak memakai kebijakan transfer atlet untuk mengejar target tersebut. Atlet binaan kita cukup banyak. Di Pelatda 1 saja ada 900 orang dengan 400 orang di Pelatda 2," katanya.
Dengan kelimpahan atlet inilah, Dody mengaku yakin dapat memenuhi harapan utama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang menginginkan para atlet DKI lebih fokus untuk membela negara ketimbang sekadar mengincar medali buat daerah. "Bagi saya kedua hal tersebut penting. Untuk sampai ke jenjang atlet nasional, seorang atlet sebaiknya melewati ujian di tingkat lokal seperti kejurnas hingga PON. Jadi dia benar-benar teruji saat tampil di tingkat internasional."
Sementara untuk mengatasi hal-hal yang di luar lapangan, KONI DKI mengaku akan melakukan pendekatan secara kelembagaan dengan KONI Papua selaku tuan rumah. "Kami akan mencoba kerjasama dengan pertukaran pelatih atau pun hal-hal yang sifatnya transformasi pengetahuan keolahragaan dengan pihak Papua. Kami berharap tidak akan ada lagi situasi tidak mengenakkan yang dihadapi atlet DKI setiapkali bertanding di daerah."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.