Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aloysius Gonsaga AE
Soccer Assistant Editor

ASISTEN EDITOR BOLA

Kembalikan Makna PON

Kompas.com - 07/10/2016, 09:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 sudah berlalu. Api yang menyala di kaldron selama 13 hari sejak 17 September 2016 sudah padam setelah Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla secara resmi menutup pesta olahraga multievent paling bergengsi di Tanah Air ini pada Kamis (29/9/2016).

Jawa Barat selaku tuan rumah menjadi juara umum sekaligus membuat rekor sebagai kontingen dengan perolehan medali terbanyak sepajang sejarah PON, yakni 217 emas, 157 perak dan 157 perunggu. Mereka mengalahkan dua pesaing beratnya yang memiliki tradisi juara, yakni Jawa Timur (Jatim) dan DKI Jakarta.

Jatim, yang menjadi juara pada PON Kaltim 2008, hanya mengumpulkan 132 emas, 138 perak dan 134 perunggu sehingga berada di urutan kedua, sedangkan DKI yang berstatus juara bertahan setelah menjuarai PON Riau 2012, harus puas di urutan ketiga (132 emas, 124 perak, 118 perunggu).

Euforia pesta olahraga empat tahunan ini pun berakhir dan tercipta beberapa rekor, termasuk rekor dunia, seperti klaim Ketua Panitia PON 2016 yang juga Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Dia mengakui, di balik kekurangan penyelanggaraan perhelatan tersebut, terdapat kesuksesan prestasi yang ditunjukkan dengan terciptanya 89 rekor PON, 33 rekor nasional, satu rekor SEA Games, 22 rekor Asia dan lima rekor dunia.

Sejumlah atlet muda mampu unjuk gigi. Meskipun demikian, tanpa menafikan prestasi mereka, tampaknya dominasi atlet level pelatnas dan internasional masih sangat sulit diruntuhkan.

Padahal, tujuan utama PON adalah pembinaan atlet muda yang dipersiapkan menuju jenjang yang lebih tinggi seperti SEA Games, Asian Games dan puncaknya pada Olimpiade.

Artinya, makna PON mengalami degradasi karena sejumlah provinsi menggunakan atlet berlabel bintang!

PON harus diubah

"PON harus diubah. Jangan jadikan PON hanya sebagai etalase. PON harus menjadi ajang untuk mengembangkan para atlet agar meraih prestasi di SEA Games atau mungkin Olimpiade," ujar Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Pelaku Olahraga KONI Pusat, Mahfudin Nigara, dalam Forum Diskusi BOLA, dua hari menjelang pembukaan PON Jabar ini.

Nigara mengkritisi penyelenggaraan PON yang sudah bergeser dari tujuan utamanya sebagai ajang pembinaan. Sebab, sejumlah atlet pelatnas, termasuk atlet Olimpiade Rio 2016, ambil bagian.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky. Dia mengharapkan para atlet bulu tangkis yang sudah mengikuti pelatnas tidak lagi tampil pada PON, karena orientasi mereka sudah harus menuju Asian Games atau Olimpiade.

"Mereka yang mengikuti PON itu merupakan pemain-pemain yang sedang masuk jenjang kompetisi. Pemain-pemain PON adalah mereka yang tidak berkesempatan bermain dalam turnamen-turnamen internasional," ujar peraih medali emas nomor ganda putra pada Olimpiade Atlanta 1996 ini, usai acara BRI Berbagi Raket Juara di Jakarta, Sabtu(1/10/2016).

Menurut Rexy, nyali para atlet pembinaan di daerah langsung ciut ketika berhadapan dengan atlet pelatnas. Terbukti, pada cabang olahraga bulu tangkis, para pemain pelatnas mendominasi dan berhasil menyabet medali untuk provinsi yang dibelanya.

"Bagaimana kami bisa melihat potensi atlet-atlet hasil pembinaan daerah jika mereka sudah menghadapi pemain pelatnas. Mereka langsung tidak punya semangat bertanding karena menghadapi atlet pelatnas," ungkap Rexy, yang mengakui pihaknya tidak berwenang ikut campur soal kebijakan terkait batasan atlet dalam PON.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Liga Lain
Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com