Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aloysius Gonsaga AE
Soccer Assistant Editor

ASISTEN EDITOR BOLA

Kembalikan Makna PON

Kompas.com - 07/10/2016, 09:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Evaluasi

Pesta sudah berlalu. Kini saatnya melakukan evaluasi, setelah muncul sejumlah riak yang menjadi noktah dalam perhelatan ini, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Sebab, beberapa PON terakhir selalu menyisakan kisah yang tidak sedap, mulai dari venue yang mubazir hingga minimnya atlet potensial yang terjaring lantaran kalah bersaing dengan para penghuni pelatnas.

Tak ketinggalan soal klaim perlakuan tidak adil wasit, sehingga karateka senior Umar Syarief menyebut PON kali ini merupakan yang terburuk sejak kiprahnya pada gelaran serupa di 1996.

"Sejak saya mengikuti PON 1996 di Jakarta, PON Jabar 2016 adalah yang paling banyak permasalahan. PON tahun ini paling parah," kata Umar kepada Juara.net di Odiseus Fitness & Spa, Istana Sahid Apartmen, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

"Kasihan atlet bertalenta. Mereka sudah menghabiskan masa muda dengan latihan keras, lalu dikalahkan begitu saja. Jika memikirkan masa depan, wasit dan atlet harus sama-sama membawa ajang ini ke arah yang benar. Jika belum mampu juara, jangan dipaksakan menjadi juara," tutur lelaki kelahiran Sidoarjo, 15 April 1977 itu.

Maka, merupakan sebuah hal yang positif jika pemerintah harus membuat sejumlah regulasi dalam pelaksanaan PON, seperti yang diutarakan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S Dewabroto.

Dia menegaskan bahwa pembuatan regulasi ini tidak lagi sebatas wacana dan akan dimulai setelah evaluasi PON Jabar 2016, demi menciptakan sistem pembinaan berkelanjutan dari PON, SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade.

"Tidak, ini sudah clear. Kami akan membuat regulasi tersebut. Kami tidak ingin atlet-atlet juara turun melawan yang muda. Bonus juga akan kami atur," ujar Gatot, seperti dikutip dari harian Kompas edisi 30 September 2016.

Nah, merujuk sistem pembinaan yang dimaksud, sudah sewajarnya cabang olahraga yang dipertandingan dalam PON mengacu pada Olimpiade.

PON Papua 2020 bisa menjadi tonggak baru untuk mengembalikan makna sesungguhnya dari pesta olahraga ini.

"Pada Olimpiade di Brasil baru-baru ini dipertandingkan 32 cabang olahraga (PON Jabar dipertandingkan 44 cabor). Pada PON Papua 2020 nanti juga akan diterapkan 32 cabang olahraga," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Patut ditunggu realisasi dari pernyataan para pemangku kebijakan, termasuk usulan dari pelaku olahraga di Tanah Air demi terciptanya PON yang ideal sebagai wadah pembinaan berjenjang bagi atlet.

Intinya, PON harus dikembalikan ke makna yang sebenarnya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Liga Lain
Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com