Junita yang turun pada kelas sanda 48 kilogram mengaku kurang agresif pada partai final tersebut. "Saya kalah karena bermain kurang agresif. Tadi saya sengaja main pukulan karena kalau tendangan, saya kalah jangkauan kaki," ujar Junita.
Menurut Junita, persiapannya jelang kejuaraan dunia ini terbilang minim. Dari tiga minggu latihan, dia baru berlatih dalam satu setengah minggu terakhir ini.
"Saya harus bagi waktu dengan kuliah dan latihan sehingga sedikit kesulitan. Saya juga kesulitan berkomunikasi dengan pelatih karena dia orang Tiongkok dan mengerti sedikit bahasa Indonesia," sambungnya.
Kendati demikian, Junita yang mempersembahkan satu medali perak dalam turnamen ini berkomitmen untuk tampil lebih baik pada SEA Games 2015. Dia berharap bisa memperbaiki prestasinya tersebut.
"Untuk persiapan SEA Games tahun depan, kalau terpilih saya akan lebih semangat lagi," ujar Junita yang sebelumnya bertanding di kelas 52 kg , tetapi kini harus bermain di kelas 48 kg karena postur tubuh yang pendek.
Kejuaraan Dunia Wushu kelas sanda ini diikuti 18 negara lebih, antara lain Tiongkok, Korea Selatan, India, dan Iran. Pesanda putri Indonesia lainnya, Moria Monalu, yang bertanding pada kelas 65 kg sukses menjadi juara dunia setelah mengalahkan pesanda Iran, Maryam Hashemiforoud, dengan skor 2-0.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.