Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelari Buta Israel Yang Inspiratif

Kompas.com - 11/05/2019, 11:20 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

 

LONDON, Kompas.com - Ajang marathon ternama London Marathon 2019, akhir bulan lalu meninggalkan kisah inspiratif tentang Avi Solomon, pelari tuna netra asal Israel.

Solomon menyelesaikan lomba berjarak 42.195 kilometer tersebut dalam 3 jam 7 menit. Ia  menempuh jarak di jalan kota London yang panjang dan berangin tersebut itu dengan ditemani dua pendamping: Lior Berhano untuk setengah jarak dan dilanjutkan Ariel Goldsmith hingga mencapai garis finish.

Ayah enam anak yang berasal dari Ramat Beit Semesh, Israel ini mendapat sambutan dari para penonton London  yang meneriakkan,"Go Solomon!" dan juga, "Israel! Israel!" sepanjang rute.

"Saya sangat bahagia dapat menyelesaikan London Marathon," kata Solomon. "Ini pengalaman yang tak terlupakan yang dapat terwujud dengan bantuan banyak pihak. Juga dapat terwujud dengan kerja keras dan niat baik semua yang terlibat, terutama tim kami serta keluarga," lanjutnya.

Sebelum  berangkat ke London, Solomon menyiapkan diri dengan mengikuti half-marathon Tel Aviv dengan menempuh waktu 1 jam 26 menit. Waktunya ini dianggap lolos kualifikasi London Marathon. Kini Solomon  berharap dapat lolos mengikuti pesta olahraga Paralimpik 2020 di Tokyo.

Solomon, 36, lahir di Ethiopia dan mulai kehilangan penglihatannya pada usia 6 tahun setelah mengalami infeksi di desa kecil tempat kelahirannya.  Setelah pindah ke Israel, Solomon sempat menjalani operasi pemuluhan penglihatannya. Namun ia kemudian kehilangan samasekali kemampuan penglihatannya 17 tahun lalu.

Mengenal olahraga atletik saat SMA, Solomon sebenanya merupakan atlet lari jarak pendek. Kehilangan penglihatan tidak membuat Solomon melupakan kemampuan dan bakatnya pada olahraga lari.

"Saya mulai ikut lomba sekitar delapan tahun lalu," kata Solomon.  "Setelah satu setengah tahun saya mengikuti kejuaraan dunia di Korea Selatan dan mengalami cedera.  Pengalaman cedera ini justru memotivasi untuk tetap berusaha ikut dalam kejuaraan internasional."

Sebagai pelari tuna netra, Solomon harus diampingi pelari dengan penglihatan normal. Selama ini ia memang ditemani dua pendampingnya, Ariel Goldsmith dan Lior Berhano.  Keduanya menemani Solomon menyelesaikan lomba di London Marathon.

"Selama berlomba, saya dan pendamping harus tetap berkomunikasi," jelas Solomon. "Merekalah mata saya  yang meceritakan   tentang kondisi lintasan serta suasana sekitar lokasi, baik itu tentang pelari lainnya atau pun adanya rintangan di muka saya. Kami harus memutuskan apakah kami harus melambat, kapan menambah kecepatan atau hal lain. Kami seperti menjadi satu saat lomba. Ini bicara sola rasa kedekatan."

Menurut Solomon, perbedaan besar antara pelari normal dan pelari tuna netra adalah soal keterlibatan banyak orang. "Sekarang, saat saya mulai berlari, saya membutuhkan persiapan. Untuk mewujudkan impian saya, sekarang banyak orang harus terlibat dengan mempersiapkan penjemputan,  tempat berlatih dan lainnya," lanjut Solomon.

Solomon memuji pelatihnya Daniel Ishta yang bekerja keras termasuk menyiapkan kostum khusus yang lebih nyaman buat pelari tuna netra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Liga Inggris
Hasil Arsenal Vs  Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Hasil Arsenal Vs Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Liga Inggris
Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Badminton
Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024: Jonatan Penentu, Indonesia Tembus Final!

Hasil Thomas Cup 2024: Jonatan Penentu, Indonesia Tembus Final!

Badminton
Top Skor Liga 1 David da Silva Punya Pesaing

Top Skor Liga 1 David da Silva Punya Pesaing

Liga Indonesia
Piala Thomas 2024: Kunci Anthony Ginting Tumbangkan Penakluk Axelsen

Piala Thomas 2024: Kunci Anthony Ginting Tumbangkan Penakluk Axelsen

Badminton
Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia 2-0 Taiwan

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia 2-0 Taiwan

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Berjuang demi Olimpiade, Garuda Muda ke Paris Besok

Indonesia Vs Guinea: Berjuang demi Olimpiade, Garuda Muda ke Paris Besok

Timnas Indonesia
Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Liga Indonesia
Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan  Indonesia atas Taiwan 1-0

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan Indonesia atas Taiwan 1-0

Liga Indonesia
Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Liga Spanyol
Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com