Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Kehilangan Banyak Lapangan Tenis

Kompas.com - 09/05/2019, 00:08 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis



JAKARTA, Kompas.com - Legenda tenis nasional, Yustedjo Tarik mengaku kecewa dan marah dengan semakin banyak lapangan tenis di jakarta yang beralih fungsi.

Hal ini diungkap Yustedjo yang pernah  meraih 4 medali emas Asian Games menanggappi semakin sedikit  penggemar -apalagi anak muda- yang menekuni olah raga tenis di Jakarta, Khususnya.

"Bayangkan saja, bahkan di  pusat kegiatan olahraga seperti Senayan saja, lapangan-lapangan tenis tanah liat yang dulu melahirkan banyak pemain tenis nasional, digusur," kata Yustedjo lagi.  "Belum  lagi di pusat olah raga lainnya seperti Kemayoran. Lapangannya juga digusur."

Tedjo membantah bila dikatakan banyaknya lapangan tenis di Jakarta tak lagi dibutuhkan  karena tak ada lagi turnamen bertaraf nasional atau pun internasional yang digelar di Jakarta. "Justru cara berpikirnya yang dibalik.  Sekarang semakin sulit untuk mengadakan turnamen tenis -apalagi bertaraf internasional- karena kan ada jumlah minimal lapangan yang tersedia pada satu area," katanya.


Yustedjo menunjuk pada fakta pada penyelenggaraan Asian Games 2018 lalu, saat cabang tenis justru dipertandingkan di Jakabaring, Palembang. "Karena di Jakarta tidak ada venues yang menyediakan jumlah lapangan yang memadai. Tidak di Senayan atau pun di Kemayoran."

Bagi Yustedjo terbatasnya  sarana lapangan akan mmebuat cabang tenis akan semakin ditinggalkan peminat. "Bagaimana mau merekrut calon pemain apabila lapangan semakin sedikit?  Buat orang tua tentunya akan berpikir keras  untuk membawa anaknya ke lapangan tenis yang terdekat dengan rumah."

wakil Indoensia di turnamen senior ITF di Turki terdiri dari Yustedjo Tarik, Hadiman dan Dokter Samuel L. Simon wakil Indoensia di turnamen senior ITF di Turki terdiri dari Yustedjo Tarik, Hadiman dan Dokter Samuel L. Simon

Yustedjo menunjuk pada  pengalamannya saat mengikuti turnamen di Turki, April lalu. Saat itu ia pergi bersama beberapa rekannya seperti mantan pemain timnas Hadiman serta Dokter Samuel L. Simon, dokter spesialis kulit pegiat tenis Jakarta. "Kami bertanding di sebuah resor yang mampu menyediakan 52 lapangan tenis. Dengan bayaran tak terlalu besar, kami dapat menikmati semua sarana, seperti lapangan tenis dan penyelenggaraan maksimal," kata Yustedjo,

Pada turnamen  di ITF Seniors Grade 4 pada International One-Point by Ali Bey Resort Sorgun,  Hadiman dan Yustedjo, dua mantan petenis nasiopnal membuat All Indonesian Final di single putra 65+. Kedua petenis dengan teknik prima ini bermain maksimal dalam 100 menit yang dimenangi Hadiman 6-4, 7-6.

"Di turnamen-turnamen yang kami ikuti, pesertanya dari Eropa banyak sekali. Mengapa? Di usia lanjut, mereka tetap dapat berlatih secara rutin karena memang fasilitas lapangan tersedia. Sementara  mereka tetap antusias mengikuti turnamen yang minim prize money, karena  pelayanan yang maksimal dari panitia," kata Yustedjo lagi.  "Saya mungkin akan ikut lagi tahun depan, karena berkat prestasi kami tahun ini, kami dapat  fasilitas gratis semua pelayanan pada tahun depan. Tinggal memikirkan tiket perjalanan ke sana saja."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com