KOMPAS.com - Pebulu tangkis tunggal putri nomor satu India, Pusarla Venkata Sindhu, mengaku senang setelah dinobatkan sebagai salah olahragawan dengan bayaran tertinggi seiring prestasinya yang semakin meroket.
Sindhu saat ini menduduki peringkat keenam dunia dan merupakan peraih medali perak Olimpiade Rio 2016. Sindhu menutup pencapaiannya dalam kalender kompetisi 2018 dengan menjuarai BWF World Tour Finals.
Pada awal 2019, Sindhu menandatangani kontrak dengan perusahan perlatan dan pakaian olahraga asal China, Li Ning. Nilai kontraknya dalam setahun sekitar Rp 68 miliar.
Baca Juga: 2 Kali Dapat Perak, Sindhu Ingin Rebut Emas pada Kejuaraan Dunia 2019
"Hal ini memberi semangat dan bukan beban. Ada banyak atlet sebelum saya seperti Saina Mirza (tenis) dan Saina (Nehwal, sesama pebulu tangkis India)," kata Sindhu seperti dilansir BolaSport.com dari The Hindu.
Sindhu mungkin hanya memperoleh total hadiah sebesar 457.583 dolar AS (sekitar 6,9 miliar) dalam turnamen bulu tangkis. Tetapi, pemain berusia 23 tahun itu dibantu sederet sponsor yang kuat yakni Bridgestone, Gatorade, Nokia, Panasonic, Reckitt Benckiser dan setengah lusin merek lainnya yang bernilai total 8 juta dollar AS (sekitar Rp 121 miliar).
Perolehan ini menjadikan Sindhu masuk dalam daftar 10 atlet putri dengan bayaran paling tinggi di dunia pada 2018.
"Saya tidak mengatakan perempuan tidak bisa menjadi endorser. Sekarang saya pikir tidak masalah jika mereka mempromosikan sesuatu," ucap Sindhu.
Baca Juga: Alasan Pemisahan Jam Latihan PV Sindhu dan Saina Nehwal
Sindhu saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti kejuaraan nasional yang akan diadakan di Guwahati, India, 10-16 Februari. Selanjutnya, dia akan tampil pada All England 2019, 10-16 Maret, dan pegumpulan poin Olimpiade sejak Mei.
"Sebelum kualifikasi Olimpiade, akan ada turnamen superseries yang saya ikuti. Kami harus berjalan selangkah demi selangkah. Karena itu, kami harus selalu bugar dan tetap sehat," ujar Sindhu.
"Cedera adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Itu tidak akan mudah. Periode kualifikasi sangat penting. Jadi, kami harus selektif memilih turnamen."
Sebelum kualifikasi Olimpiade, Sindhu mengincar gelar pada All England dan Kejuaraan Dunia 2019. Pada dua edisi terakhir Kejuaraan Dunia, Sindhu harus puas berada di posisi runner-up.
Pada final Kejuaraan Dunia 2017, Sindhu dikalahkan Nozomi Okuhara (Jepang) dengan rubber game 19-21, 22-20, 20-22. Kemudian pada final tahun lalu, dia kalah dari Carolina Marin (Spanyol) dengan skor 19-21, 10-21. (Delia Mustikasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.