Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duta Kebaikan Olahraga Sebagai Pembawa Obor Asian Games

Kompas.com - 14/08/2018, 05:45 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

Sementara itu, Danone-AQUA memilih Deni Syahputra (36) untuk membawa obor di Palembang, atas dedikasinya dalam memajukan olahraga gulat di kota ini. “Saya memang dulunya senang bela diri karena itu saya belajar taekwondo, tapi untuk menjadi atlet taekwondo saya kesulitan karena badan saya kelewat besar,” tutur Deni menceritakan awal mulanya kenapa ia terjun ke gulat dan mencintainya hingga sekarang. Ketika usia SMP berat badan Deni sudah 70 kilogram, padahal tingginya hanya 160cm, maka ayahnya memasukkannya ke gulat.

Lewat gulatlah ia bisa pindah ke Palembang sebagai pelatih kepala di sana setelah berhasil meraih medali perunggu gaya bebas di PON 2004 mewakili Bengkulu. Tantangan sebagai pelatih di Sumsel langsung diterimanya, walau ketika itu ia belum lagi berusia 30 tahun.

Ditargetkan untuk bisa meloloskan atlet Sumsel ke PON 2012 di Riau, Deni mulai mencari bibit-bibit pegulat ke daerah-daerah untuk dibawa ke Palembang. Apalagi Pemda Sumsel memiliki program Sekolah Khusus Olahraga (SKO)  yang menampung anak-anak yang dibina dan sekaligus bersekolah dengan gratis, termasuk menanggung tempat tinggal dan makan.            

“Mencari bibit untuk menjadi pegulat ini tidak mudah. Sedikit sekali yang berminat. Kalau ambil dari anak-anak tak mampu, baru sebulan atau dua bulan dibawa ke SKO Palembang mereka sudah mengeluh, kok nggak dapet uang. ‘Kalau saya bekerja sebulan saja di desa, saya sudah dapat uang,’ rata-rata mereka bilang begitu, ” kata Deni prihatin. Ia kemudian menaikkan target bibit ke anak-anak tingkat sosial menengah ke atas, supaya tak melulu berorientasi pada uang dan bisa lebih mudah memberi pemahaman tentang  sebuah proses. Tetapi, seperti pengakuannya, menaikkan tingkat sosial target bibit ini malah semakin sulit, karena banyak yang tidak mau menjadi pegulat.

Deni adalah sosok pejuang untuk olahraga yang kurang diminati masyarakat di Indonesia. Ia terus bertahan di sana, dan terus berupaya untuk membuat orang menyukai gulat. Sebagai pelatih ia juga adalah ‘bapak pejuang’ agar supaya atlet-atletnya tetap mau bertahan menggeluti gulat.

“Pelatih itu melakukan apa saja untuk atlet. Saya adalah pengganti orangtua mereka, pembantu mereka, dan juga pelatih yang harus bisa jadi panutan untuk mereka. Sehingga saya harus memberi contoh yang baik untuk mereka,” ujar Deni.

Deni sudah terlanjur mencintai gulat. Menjadi pejuang yang terus berkorban. Namun semua pengorbanannya itu, tak ada apa-apanya dibanding kepuasannya ketika ia berhasil membawa anak didiknya masuk Timnas dan ikut berlaga di Asian Games 2018 nanti.

Menyebarkan kebaikan bisa dengan berbagai cara, termasuk hal-hal yang dilakukan sehari-hari. Inilah yang dilakukan oleh Daudy Bahari dan Deni Syahputra.

Jeffri Ricardo mengatakan bahwa Danone-AQUA sangat mengapresiasi orang-orang seperty Daudy dan Deni, yang membantu kesuksesan atlet dari balik layar, dengan memberikan Medali Kebaikan. “Dedikasi dan kerja keras mereka mencerminkan tindakan kebaikan mereka, tidak saja bagi prestasi para atletnya namun juga kelangsungan olahraga yang digeluti. Dengan mengangkat kisah mereka, Danone-AQUA berharap dapat menginspirasi dan menularkan tindakan kebaikan.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com